Ratusan warga berdesakan di Kampung Tempel, Banyuanyar Solo, Jumat siang (16/12). Lokasi ini berjarak sekitar 2 kilometer dari rumah pribadi Presiden Jokowi. Mereka ingin melihat secara langsung penggeledahan rumah salah seorang warga setempat yang ditangkap Densus Antiteror, Rabu (14/12).
Puluhan polisi bersenjata lengkap menjaga ketat lokasi penggeledahan. Seluruh jalan dan gang yang berada di lokasi penggeledahan dijaga polisi. Deretan mobil polisi, termasuk mobil khusus identifikasi kriminal diparkir di pintu masuk gang, hanya berjarak tujuh meter dari rumah terduga teroris yang digeledah. Ketua RT setempat, Thoyani mengaku kaget ada warganya yang ditangkap Densus Antiteror dan digeledah rumahnya.
“Kami kaget ada warga kami yang ditangkap Densus Antiteror. Kami tidak menyangka karena selama ini orang itu baik. Kami berharap warga kami yang ditangkap densus itu tidak terbukti bersalah. Kami sudah mendapat informasi dari polisi akan dilakukan penggeledahan di rumah warga saya yang ditangkap Densus Antiteror. Rencana awal kemarin, tapi saya tunggu sampai malam tidak ada penggeledahan. Baru pagi saya terima kepastian penggeledahan dan ternyata betul sekarang digeledah polisi. Sejumlah barang bukti dibawa polisi dari rumah itu," jelas Thoyani.
Hampir dua jam polisi bersenjata lengkap menggeledah dua rumah terduga teroris, yaitu IS dan SN, yang berdekatan. Polisi menyiapkan mobil identifikasi untuk mengumpulkan barang bukti. Polisi membawa barang bukti yang terbungkus dalam kantong kertas warna coklat berlogo Polri ke dalam mobil tersebut.
Sementara itu, juru bicara Polresta Solo, Komisaris Polisi Agus Puryadi, saat ditemui usai penggeledahan mengatakan seluruh barang bukti hasil penggeledahan menjadi kewenangan Densus Antiteror. Menurut Agus, Polresta Solo hanya membantu Densus Antiteror melakukan penggeledahan di rumah terduga teroris dan barang bukti masih terkumpul di Polresta Solo.
“Ini perintah dari Densus Antiteror untuk membantu melakukan penggeledahan. Ada sejumlah barang bukti dari rumah terduga teroris di Solo dan Klaten, ada flash disk, buku, dokumen, VCD bertema jihad, dan sepeda motor. Ya kami tidak tahu detail kasus ini, yang jelas kalau ditangani densus langsung berarti terkait terorisme. Kita tidak bisa menjelaskan, karena tugas kita hanya membantu densus melakukan penggeledahan, seluruh informasi bisa ditanyakan ke Mabes Polri atau pimpinan Densus Antiteror,” jelas Komisaris Polisi Agus Puryadi.
Dari pantauan di Polresta Solo, seluruh barang bukti penggeledahan dari tiga lokasi ini dikumpulkan di sebuah ruangan. Beberapa meja digunakan untuk memisahkan barang bukti dari masing-masing lokasi. Ada dokumen, buku, bertema jihad, senjata tajam, dan lembaran buletin bergambar mirip logo ISIS. Dua sepeda motor, salah satunya ditempeli stiker mirip logo ISIS, dipajang di depan sebuah bangunan di Polresta Solo.
Your browser doesn’t support HTML5
Sebagaimana diketahui, Densus Antiteror menangkap tiga orang, yakni dua orang di Banyuanyar Solo, berinisial IS dan SN, dan satu orang di Klaten, berinisial SM. Ketiga orang ini diduga terlibat serangkaian aksi pelemparan bom molotov di Solo dan berinteraksi dengan salah satu anggota jaringan Bom Bekasi yaitu KF yang ditangkap di Ngawi dan masih berstatus mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri Islam di Kartasura, Sukoharjo. Densus menggeledah tempat kos KF dan menyita puluhan liter bahan kimia, rangkaian elektronik, dan sebuah penanak nasi atau rice cooker. [ys/uh]