Pasukan keamanan Belarus menggeledah rumah-rumah para jurnalis dan sejumlah aktivis hak asasi manusia (HAM) di beberapa kota di seluruh wilayah negara itu, Selasa (16/2) mengintensifkan tindakan keras atas protes massal terhadap Presiden Alexander Lukashenko.
Polisi menggeledah rumah 25 anggota Asosiasi Jurnalis Independen Belarus (BAJ) dan organisasi HAM Viasna-96, sebagaimana dinyatakan oleh Viasna-96.
Pihak berwenang dalam sebuah pernyataan mengaitkan penggeledahan itu dengan penyelidikan yang dinilai merupakan pembiayaan sejumlah protes oleh "organisasi-organisasi yang memposisikan diri sebagai pembela HAM."
Lebih dari 33.000 orang ditahan dalam suatu tindakan keras setelah pemilu Agustus 2020 yang menurut beberapa penentang Lukashenko telah dicurangi secara terang-terangan sehingga memberinya masa jabatan ke-enam sebagai presiden sejak tahun 1994. Lukashenko menyangkal terjadinya kecurangan dalam pemilu.
BACA JUGA: Belarus Makin Intensif Lakukan 'Penggerebekan Media'Tindakan keras tersebut segera mendorong beberapa sanksi baru dari Barat namun Lukashenko menolak untuk mengundurkan diri, mengandalkan dukungan diplomatik dan keuangan dari sekutu tradisionalnya, Rusia, yang menganggap Belarus sebagai negara penyangga untuk melawan Uni Eropa dan NATO.
Penggeledahan itu terjadi pada hari yang sama dengan sidang yang sedang berlangsung terhadap dua jurnalis dari saluran televisi yang berbasis di Polandia pada saluran Belsat di Minsk, yang menghadapi ancaman hukuman tiga tahun penjara karena melaporkan secara langsung aksi protes-protes tersebut.
Lukashenko menyelenggarakan "Majelis Rakyat" selama dua hari pada minggu lalu untuk membahas reformasi politik, yang oleh lawan-lawannya dianggap sebagai sebuah forum palsu untuk membuat dirinya tetap berkuasa. [mg/lt]