Polisi Belum Temukan Kaitan Serangan Mobil di Melbourne dengan Terorisme

Polisi Australia berdiri di dekat sebuah kendaraan setelah mereka menahan pengemudi kendaraan yang telah menabrak pejalan kaki di persimpangan yang ramai di dekat stasiun kereta Flinders Street di Melbourne tengah, Australia, 21 Desember 2017. (Foto: dok).

Polisi Australia, Jumat (22/12) masih menyelidiki apakah ada motif terkait terorisme di balik serangan membabi buta menggunakan mobil terhadap para pejalan kaki di Melbourne yang menyebabkan 12 orang dirawat inap di rumah sakit, tiga di antaranya dalam kondisi kritis.

Perdana Menteri Malcolm Turnbull mengutuk tindakan itu sebagai “tercela dan pengecut.” Sembilan dari 19 orang yang cedera pada hari Kamis (21/12) adalah orang asing.

Penjabat Kepala Kepolisian Negara Bagian Victoria, Shane Patton, mengatakan Kamis malam bahwa indikasi awal adalah pengemudi mobil itu, seorang warga Australia keturunan Afghanistan berusia 32 tahun, yang memiliki riwayat penyalahgunaan narkoba dan masalah kesehatan mental, tidak dimotivasi oleh terorisme. Dia mengatakan aksi itu diperlakukan sebagai insiden ‘tunggal.’

Namun Jumat pagi, Patton mengatakan bahwa orang tersebut dalam ucapannya telah menyebutkan perlakuan buruk terhadap umat Islam, dan bahwa polisi masih menyelidiki kemungkinan terorisme sebagai Motifnya.

Tujuh dari 19 orang yang dirawat di rumah sakit diizinkan pulang semalam.

Polisi mengatakan sembilan orang asing termasuk di antara mereka yang terluka. Mereka berasal dari Korea Selatan, China, Italia, India, Venezuela, Irlandia dan Selandia Baru. [lt]