Polisi Boston Buru Tersangka Pemboman Marathon

Polisi melakukan patroli di kawasan Watertown, Massachusetts, sementara mereka terus mencari tersangka pelaku pemboman Marathon Boston, Dzhokhar Tsarnaev, 19 tahun, yang masih buron (19/4).

Ribuan polisi kini sedang melakukan pencarian di Boston dan sekitarnya atas tersangka pemboman Marathon Boston hari Senin (15/4).
Seorang tersangka lainnya tewas dalam baku tembak dengan polisi Kamis malam di Watertown, pinggiran kota Boston.

Aparat penegak hukum mengatakan kedua tersangka, yang diidentifikasi sebagai kakak beradik, adalah warga Amerika asal Chechnya. Polisi berkumpul hari Jumat di kota Watertown dan Cambridge mencari pria usia 19 tahun yang diidentifikasi sebagai tersangka "bertopi putih" dari video yang diambil sebelum pemboman itu.

Pencarian dari rumah-ke-rumah telah melumpuhkan wilayah Boston. Penduduk dianjurkan untuk tidak keluar rumah dan mengunci pintu, layanan angkutan umum telah ditangguhkan, dan sekolah-sekolah ditutup. Wilayah udara di Boston juga ditutup.

Gubernur Massachusetts Deval Patrick mengatakan keadaannya sekarang "serius," dan ia meminta masyarakat untuk menanggapinya secara serius. Dia mengatakan tersangka yang masih buron "bersenjata dan berbahaya."

Pencarian salah seorang tersangka pemboman Maraton Boston telah melumpuhkan wilayah Boston dan sekitarnya hari Jumat. Pihak berwenang menangguhkan seluruh angkutan umum dan memperingatkan hampir satu juta orang di wilayah Boston dan sekitarnya untuk tidak keluar rumah. Bisnis-bisnis diminta untuk tidak beroperasi. Kampus dan sekolah ditutup, demikian juga wilayah udara di Boston.

Polisi Boston mengidentifikasi buronan tersebut sebagai Dzhokhar Tsarnaev, 19 tahun, dari Cambridge, Massachusetts, sebuah kota di luar Boston. Tersangka telah tewas adalah kakaknya, 26 tahun, Tamerlan Tsarnaev.

Ruslan Tsarni, laki-laki yang mengaku sebagai paman kedua tersangka, mengatakan keluarga mereka adalah etnis Chechnya dan Muslim. Tsarni berbicara kepada wartawan hari Jumat di luar rumahnya di Maryland.

Dia mengatakan kakak beradik itu adalah "pecundang" jika mereka terbukti bersalah atas pemboman itu. Chechnya telah dilanda pemberontakan Islamis yang bermula dari perang separatis.

Sementara itu, salah satu kota yang terkena dampak pecarian tersangka pelaku pemboman di marathon Boston, adalah kota Newton.

Wijaya Suhendra, mahasiswa Indonesia, yang telah tinggal di kota itu selama lebih dari dua tahun, mengatakan kepada VOA hari Jumat bahwa lingkungan di sekitarnya ibarat kota mati.

“Biasanya banyak anak-anak yang bermain di luar apartemen. Tapi hari ini the whole residents di apartemen saya tidak ada yang keluar. Parkiran penuh, berarti tidak ada yang menggunakan kendaraan untuk berangkat kerja,”papar Wijaya.

Mahasiswa S-2 itu mengatakan situasi yang tidak kondusif sekarang ini membuat rencana wisudanya di Universitas Northeastern, Boston besok (20/4) terancam batal.

Di Washington, Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry menolak untuk berspekulasi tentang implikasi asal-usul negara kedua kakak-beradik itu. Dia mengatakan teror di negara manapun "tidak bisa diterima."

Presiden Amerika Barack Obama bertemu dengan tim keamanan nasionalnya hari Jumat dan mendapat penjelasan tentang perkembangan yang sedang berlangsung di Boston.