Polisi Filipina mengatakan, Ahmadsali Badron ditangkap hari Sabtu (28/7) di desa Lamion di propinsi Tawi-Tawi, dekat propinsi Sulu.
Pasukan komando polisi Filipina telah menangkap seorang militan kelompok abu Sayyaf yang terkait dengan penculikan-penculikan di masa lalu, dan membantu teroris Asia tenggara keluar masuk dari Filipina selatan.
Kata kepala polisi regional Edgar Danao, Ahmadsali Badron ditangkap hari Sabtu (28/7) di desa Lamion di propinsi Tawi-Tawi. Tawi-tawi terletak dekat propinsi Sulu, dimana kelompok abu Sayyaf punya benteng-benteng kuat.
Badron, yang juga menggunakan nama Asmad dan Hamad Ustad Diris, dicurigai terlibat dalam penculikan 21 orang, kebanyakan turis asing, tahun 2000 dari tempat peristirahatan Malaysia di Pulau Sipadan.
Badron juga dicurigai membantu keluar-masuknya agen-agen Jemaah Islamiyah yang berpusat di Indonesia, ke Filipina selatan. Di antara tersangka teroris yang dibantu oleh Badron adalah Dulmatin, seorang militan Indonesia yang dituduh terlibat komplotan pengeboman kelab malam di bali tahun 2002 yang menewaskan 202 orang, kata kepala polisi Danao.
Dulmatin, yang dicurigai sebagai pembuat bom, bersembunyi selama bertahun-tahun di kawasan Mindanao sebelum kembali ke Indonesia. Ia tewas ditembak oleh polisi Indonesia pada tahun 2010.
Kata kepala polisi regional Edgar Danao, Ahmadsali Badron ditangkap hari Sabtu (28/7) di desa Lamion di propinsi Tawi-Tawi. Tawi-tawi terletak dekat propinsi Sulu, dimana kelompok abu Sayyaf punya benteng-benteng kuat.
Badron, yang juga menggunakan nama Asmad dan Hamad Ustad Diris, dicurigai terlibat dalam penculikan 21 orang, kebanyakan turis asing, tahun 2000 dari tempat peristirahatan Malaysia di Pulau Sipadan.
Badron juga dicurigai membantu keluar-masuknya agen-agen Jemaah Islamiyah yang berpusat di Indonesia, ke Filipina selatan. Di antara tersangka teroris yang dibantu oleh Badron adalah Dulmatin, seorang militan Indonesia yang dituduh terlibat komplotan pengeboman kelab malam di bali tahun 2002 yang menewaskan 202 orang, kata kepala polisi Danao.
Dulmatin, yang dicurigai sebagai pembuat bom, bersembunyi selama bertahun-tahun di kawasan Mindanao sebelum kembali ke Indonesia. Ia tewas ditembak oleh polisi Indonesia pada tahun 2010.