Polisi India Tahan Pelaku yang Lepaskan Tembakan dalam Protes Mahasiswa

Polisi menahan seorang pria tak dikenal setelah dia mengacungkan senjata dan melukai seorang siswa saat berlangsungnya aksi protes terhadap UU kewarganegaraan baru di luar universitas Jamia Millia Islamia, New Delhi, India, 30 Januari 2020.

Polisi India, Kamis (30/1) menahan lelaki yang melepaskan tembakan di dekat sebuah universitas di ibukota, New Delhi, di mana mahasiswa memprotes undang-undang kewarganegaraan baru yang mengecualikan warga Muslim.

Chinmay Biswal, pejabat senior kepolisian, mengatakan, polisi sedang menyelidiki insiden itu yang menyebabkan seorang mahasiswa mengalami cedera di tangan.

Seorang saksi mata mengatakan lelaki itu melepaskan tembakan sewaktu polisi berusaha menaklukkannya.

Ahmed Azeem, juru bicara Jamia Millia Islamia University, mengatakan, lelaki berpistol itu menantang para demonstran sewaktu mereka memulai pawai dari universitas menuju mausoleum Mohandas Gandhi dalam acara peringatan kematian tokoh kemerdekaan India itu.

Nama pelaku belum diungkapkan. Sewaktu ia dibawa pergi polisi, lelaki itu mengatakan kepada para wartawan bahwa namanya adalah “Ram Bhakt Gopal”. Ram Bhakt artinya adalah pemuja dewa Hindu Rama.

Seorang lelaki dengan akun Facebook dengan nama yang sama membuat siaran langsung di media sosial tersebut mengenai keberadaannya di dekat kampus itu tidak lama sebelum melepaskan tembakan dengan pistolnya.

Gandhi ditembak mati seorang ekstremis Hindu dalam acara pertemuan untuk berdoa di ibukota India pada tahun 1948, karena ia dianggap simpatik terhadap warga Muslim, pada masa pemisahan anak benua India oleh pemerintah kolonial Inggris pada tahun 1947, menjadi India yang sekuler dan Pakistan yang Islami.

Undang-undang kewarganegaraan itu memberi proses cepat naturalisasi kepada orang-orang yang lari menghindari persekusi keagamaan dari beberapa negara, tetapi mengecualikan Muslim. Protes itu telah membuat puluhan ribu orang dari berbagai kelompok agama dan latar belakang bersama-sama berunjuk rasa. Ini disebabkan antara lain karena undang-undang baru itu dianggap para pengecamnya sebagai bagian dari ancaman yang lebih besar terhadap tatanan masyarakat India yang sekuler. [uh/lt]