Polisi Inggris mengakui, Sabtu (7/3), bahwa mereka seharusnya bisa melakukan upaya lebih untuk mencegah tiga remaja perempuan meninggalkan keluarga mereka untuk bergabung dengan militan Negara (ISIS) di Suriah.
Polisi menginterogasi ketiga siswi itu Desember ketika sedang menyelidiki hilangnya seorang anak perempuan lain dari sekolah mereka, teman mereka yang sudah terlebih dulu pergi ke Suriah.
Keluarga para perempuan itu menyatakan kemarahan karena polisi tidak memberitahu mereka secara langsung mengenai keterlibatan putri mereka dalam penyelidikan itu.
Polisi Metropolitan London, yang bisa disebut Scotland Yard, menyatakan bahwa surat-surat yang meminta izin untuk berbicara kepada ketiga remaja itu seharusnya disampaikan langsung kepada orangtua mereka. Namun, para penyidik memberikan surat-surat itu kepada para siswi itu untuk dibawa pulang, dan mereka tidak pernah memperlihatkannya kepada orangtua mereka.
Ketiga remaja itu -- Kadiza Sultana, 16, serta Amira Abase dan Shamima Begum, keduanya berusia 15 tahun – menghilang dari rumah mereka Februari, terbang dari London ke Istanbul. Mereka kini diyakini berada di Suriah.
“Tidak ada yang mengisyaratkan pada saat ini bahwa para remaja perempuan itu dalam bahaya,” kata Scotland Yard dalam pernyataan. “Kami terus bekerja sama dengan sekolah dan otorita pendidikan setempat terkait dengan penyelidikan ini.”
Polisi menginterogasi ketiga siswi itu Desember ketika sedang menyelidiki hilangnya seorang anak perempuan lain dari sekolah mereka, teman mereka yang sudah terlebih dulu pergi ke Suriah.