Polisi Inggris Kecam Keputusan Cameron Rekrut Penanganan Huru-Hara dari AS

Mantan Kepala Kepolisian New York, William Bratton, yang direkrut oleh PM Cameron untuk menangani kerusuhan di Inggris.

Ian Hanson mengatakan, para polisi Inggris tahu lebih baik cara mengawasi komunitas mereka daripada penasihat dari Amerika itu.

Polisi Inggris menyatakan kemarahan mereka, Sabtu, atas keputusan Perdana Menteri David Cameron untuk merekrut mantan Komisaris Polisi New York William Bratton sebagai konsultan gratis bagi pihak berwenang Inggris mengenai cara-cara mengendalikan kekerasan di jalan-jalan.

Paul Deller dari Federasi Polisi Metropolitan mengatakan, di Inggris, pengawasan dilaksanakan berdasarkan persetujuan bersama. Sementara di Amerika, menurutnya, pengawasan dilaksanakan dengan kekuatan dan hal tersebut tidak diinginkan terjadi di Inggris.

Paul Deller menuduh pemerintah tidak serius menangani kerusuhan, dengan mengikuti pendekatan yang dilakukan Bratton. Ia menyatakan, sewaktu Bratton bertugas di New York dan Los Angeles, hal pertama yang dilakukannya adalah meningkatkan kehadiran polisi di jalan.

Deller menambahkan bahwa di Inggris, pemerintah ingin melakukan hal sebaliknya, seraya merujuk pada rencana Inggris untuk memangkas pengeluaran bagi penegakan hukum sebagai bagian dari upaya mengurangi utang negara.

Sementara Ian Hanson, ketua Federasi cabang Manchester, mengatakan, para polisi Inggris tahu lebih baik cara mengawasi komunitas mereka daripada seseorang yang tinggal 8.000 kilometer dari tempat itu.

Pengumuman Jumat untuk merekrut Bratton menyusul huru-hara beberapa hari yang merebak di London dan beberapa kota lain di Inggris. Kekerasan semula dipicu oleh penembakan maut terhadap seorang lelaki usia 29 tahun di wilayah Tottenham yang ekonominya kurang berkembang.

Pihak berwenang telah menangkap lebih dari 1.700 orang di seluruh negeri, dan pengadilan sibuk mengatasi tumpukan kasus akibat kerusuhan itu. Lima orang tewas dalam kekerasan yang terjadi.