Sejumlah polisi Israel dan petugas keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) kota Yerusalem, Senin (13/7), berusaha mengusir para demonstran yang menggelar aksi protes menentang Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Mereka membongkar tenda-tenda yang dibangun di luar rumah kediaman resmi perdana menteri itu.
Telah lebih dari sebulan para demonstran menggelar aksi duduk di sana, menuntut pengunduran diri Netanyahu yang sedang menghadapi dakwaan korupsi. Para demonstran mengatakan polisi menggunakan kekerasan berlebihan untuk membubarkan mereka, sementara para politisi oposisi mengecam langkah tersebut sebagai pembatasan terhadap kebebasan mengungkapkan pendapat.
Tayangan video yang beredar di media sosial menunjukkan, para petugas keamanan kota dan polisi merobek spanduk-spanduk, serta membongkar tenda-tenda dan kursi-kursi sementara terlibat bentrokan fisik dengan para demonstran. Pemerintah kota Yerusalem, dalam sebuah pernyataan, mengatakan harus membongkar tenda-tenda demonstran untuk hari kedua berturutan karena ditempatkan tanpa izin dan mengganggu ketertiban umum.
Aksi-aksi protes menuntut pengunduran diri Netanyahu sudah berlangsung berpekan-pekan, dan berlangsung di banyak tempat. Aksi protes Sabtu pekan lalu di Tel Aviv diikuti ribuan orang. Banyak pakar menilai, aksi-aksi protes itu merupakan pertanda kegagalan Netanyahu dalam mengatasi krisis ekonomi akibat wabah virus corona.
BACA JUGA: PM Israel Janjikan Bantuan Keuangan Cepat untuk Pulihkan Ekonomi Akibat CoronaNetanyahu saat ini juga sedang menghadapi tuduhan menerima suap, melakukan penipuan, dan melanggar kepercayaan dalam tiga kasus terpisah. Pengadilan terhadap Netanyahu sudah mulai berlangsung sejak bulan lalu. Perdana menteri yang sudah lama menjabat ini membantah telah melakukan kesalahan, serta menuduh media dan badan-badan penegak hukum melakukan penyelidikan yang mengada-ada.
Setelah aksi membubarkan demonstrasi duduk, Senin, pemimpin oposisi Yair Lapid menulis di Twitter bahwa Netanyahu telah kehilangan kepercayaan publik, dan keberanian untuk menghadapi warga yang mengungkapkan kebenaran setiap harinya bahwa ia telah gagal. [ab/uh]