Polisi Perancis Diskors Karena Pukuli Warga Kulit Hitam

Seorang demonstran berhadapan dengan polisi anti huru-hara dalam unjuk rasa memprotes kebrutalan polisi dan ketidakadilan ras, di Paris, Perancis, 20 Juni 2020. (Foto: Reuters)

Seorang pria kulit hitam dipukuli oleh beberapa polisi Perancis mengatakan, ia mencari keadilan setelah tayangan video yang menunjukkan polisi itu berulang kali memukulnya dengan menggunakan pentungan dan gas air mata tanpa alasan yang jelas.

Menteri Dalam Negeri Perancis Gerald Darmanin memerintahkan para polisi yang terlibat dalam kasus itu diberhentikan.

Insiden itu muncul ketika pemerintahan Presiden Emmanuel Macron mendorong undang-undang baru yang membatasi kemampuan untuk memfilmkan polisi. Langkah itu memicu protes dari kelompok-kelompok kebebasan sipil dan wartawan yang khawatir hal itu akan memungkinkan kebrutalan polisi tidak terlihat dan tidak dihukum.

Video yang pertama kali dirilis pada Kamis (26/11) oleh situs berita Perancis Loopsider menunjukkan penangkapan keras terhadap seorang produser musik, Michel Zecler, di wilayah ke-17 atau distrik Ibu Kota Perancis pada Sabtu.

Video yang diperoleh kantor berita Associated Press, baik dari kamera keamanan di dalam studio dan difilmkan oleh orang di lingkungan sana menunjukkan tiga polisi yang mengikuti Zecler ke dalam studio musiknya, berulang kali terlihat meninju dan memukulinya dengan pentungan.

Zecler mengatakan kepada AP, ia merasa lega sekarang karena "kebenaran telah terungkap".

"Saya ingin mengetahui mengapa saya diserang oleh orang-orang berseragam polisi. Saya sebenarnya menginginkan keadilan, karena saya percaya ada keadilan di negara saya," katanya.

Zecler mengatakan, para petugas berulang kali melontarkan hinaan kepadanya, termasuk julukan rasis yang sangat keras. [ps/pp]