Polisi Tangkapi Demonstran Perempuan di Belarus

Para petugas penegak hukum bentrok dengan para pedemo perempuan yang memprotes kekerasan oleh polisi menyusul demo menolak hasil pilpres di Minsk, Belarus, 12 September 2020. (Foto: Tut.By via Reuters)

Ribuan warga Belarus berdemonstrasi Sabtu (12/9) di Minsk menuntut dibebaskannya pemimpin oposisi Maria Kolesnikova, yang dipenjara awal pekan ini karena menolak diusir dari negara itu.

Video yang disiarkan saluran TV Belsat yang dibiayai Polandia dan media independen Tut.by memperlihatkan para polisi anti huru-hara Belarus, yang mengenakan topeng hitam, menangkap sedikitnya 40 perempuan dan menjebloskan mereka ke dalam van-van ketika bentrokan pecah di Lapangan Kebebasan di pusat kota itu.

Sejumlah demonstrasi pada Sabtu (12/9) itu dilakukan sehari sebelum aksi unjuk rasa perempuan besar-besaran untuk memprotes kekerasan polisi dan tuduhan kecurangan pemilu. Sebagian perempuan, Sabtu (12/9), meneriakkan "Kembalikan Masha," merujuk pada Kolesnikova. Para perempuan lain memukul-mukul panci.

Kolesnikova, yang dipenjara di Minks sejak Senin (8/9) dituduh mengganggu keamanan nasional sebagai bagian dari penyelidikan kriminal terhadap para pemimpin Dewan Koordinasi, yang dibentuk bulan lalu. Dewan Koordinasi dibentuk untuk merundingkan transisi kekuasaan setelah Presiden Alexander Lukashenko memenangkan masa jabatan keenam.

Pihak-pihak oposisi, AS dan Uni Eropa menuduh pemilu 9 Agustus itu dicurangi.

Lukashenko, yang membantah pemilu itu dicurangi, menuduh para anggota dewan dan para aktivis berkolusi dengan negara-negara Barat untuk berusaha membentuk pemerintahan tandingan. [vm/ft]