Polisi Ukraina Rebut Balai Kota Mariupol dari Separatis Pro-Rusia

Para pendukung pemerintah Ukraina berpawai sambil memegang bendera Ukraina raksasa di Mariupol, Ukraina selatan (23/4).

Menteri Dalam Negeri Ukraina Arsen Avakov mengatakan polisi telah mengusir kaum separatis pro-Rusia keluar dari balai kota di kota Mariupol, Ukraina timur.
Dalam sebuah posting Facebook hari Kamis (24/4), Menteri Dalam Negeri Ukraina Arsen Avakov mengatakan bahwa para pejabat kota bebas untuk kembali bekerja. Dia tidak memberikan rincian bagaimana gedung balai kota itu direbut kembali, namun tidak ada korban dilaporkan.

Pemerintah juga mengatakan pasukan Ukraina menghadapi serangan separatis bersenjata di sebuah pangkalan militer di kota Artemivsk. Seorang tentara terluka dalam insiden tersebut.

Ukraina mengatakan itu adalah peluncuran kembali apa yang disebutnya operasi "anti-teroris" terhadap orang-orang pro-Rusia bersenjata yang telah mengambil alih gedung-gedung pemerintah di sekitar selusin kota di Ukraina timur. Kaum separatis menuntut hak untuk memilih apakah akan berpisah dengan Ukraina dan bergabung dengan Rusia.

Presiden Amerika Barack Obama, berbicara kepada wartawan hari Kamis (24/4) di Tokyo, Jepang, mengatakan Rusia tidak mematuhi perjanjian Jenewa untuk meredakan krisis di Ukraina dan mengatakan ia tidak berharap Rusia akan bekerja sama.

Ia mengatakan Rusia memilih untuk tidak mengambil "jalan yang bijaksana" dan menghadapi sanksi yang lebih kuat, sementara ia mengatakan Ukraina telah mengambil langkah-langkah konkret yang disepakati pekan lalu di Jenewa. Itu termasuk menawarkan amnesti kepada kaum separatis pro-Rusia yang meninggalkan gedung-gedung secara damai.