Kelompok pengamat yang berkantor pusat di London menuduh politisi senior Honduras dan para pemimpin bisnis memimpin penumpasan dengan kekerasan terhadap warga pribumi dan pedesaan Honduras yang melawan industri perampas tanah mereka.
Global Witness dalam laporan baru mengatakan Honduras adalah negara yang paling mematikan bagi mereka yang membela lingkungan dari industri besar.
Lembaga itu menambahkan bahwa lebih dari 120 orang dibunuh sejak 2010 karena melawan perusahaan-perusahaan pertambangan, kontraktor bendungan dan raksasa pertanian. Pembunuhan itu termasuk pembunuhan terhadap aktivis lingkungan Berta Caceres yang ramai diberitakan.
Termasuk di antara yang dituduh dalam kekerasan itu adalah presiden partai yang berkuasa, Gladis Aurora Lopez. Suami Lopez diduga menguasai perusahaan yang berencana membangun bendungan kontroversial Los Encinos.
“Kami telah mendokumentasikan serangan-serangan dan ancaman keji, termasuk pemukulan sadis oleh tentara terhadap perempuan hamil, anak-anak yang ditodong senjata oleh polisi, serangan pembakaran terhadap rumah-rumah penduduk desa dan menyewa pembunuh bayaran yang masih bebas berkeliaran diantara komunitas korbannya,” kata pemimpin kampanye Global Witness, Billy Kyle.
Kyle mengatakan elit politik dan bisnis Honduras menggunakan “cara-cara korup dan kriminal” untuk menghasilkan uang dari kekayaan sumber daya alam negara itu.
Kyle mengatakan Amerika Serikat, donor bantuan asing terbesar Honduras yang seharusnya bertindak untuk menghentikan pertumpahan darah itu alih-alih “memicu ketidakamanan di seluruh negara itu”.
Belum ada komentar mengenai laporan itu dari pemerintah Honduras. Jika pemerintahan mantan Presiden Barack Obama mengecam pembunuhan Caceres dan menawarkan bantuan untuk memburu para pembunuh itu, pemerintahan baru Trump belum menyampaikan secara terbuka kebijakannya terhadap Honduras. [my/al]