Warga Hong Kong menghadapi masalah kabut asap kota terburuk sejak lebih dari dua tahun, karena angin topan dari sebelah timur telah menyebabkan udara buruk terkumpul diatas gedung-gedung pencakar langit di pusat keuangan internasional itu.
Polusi di stasiun pemantau di kota itu minggu lalu mencapai tingkat tertinggi sejak badai debu melanda Hong Kong bulan Maret 2010. Pemerintah menghimbau warga yang mengidap sakit jantung dan pernapasan untuk mengurangi kegiatan di luar rumah dan menghindari daerah dimana lalu lintasnya padat.
Dengan suhu melebihi 30 derajat Celsius, warga setempat Dawn Lok mengatakan ia tak bisa bernafas. "Jika kita keluar ke jalan ditengah lalu lintas siang hari itu benar-benar mengerikan," katanya.
Lok, yang bekerja di industri kesehatan dan kecantikan, mengatakan ia memilih tetap dirumah sebisa mungkin. "Kalau saya bekerja, saya harus naik taksi, karena saya tidak tahan berada di jalan dalam beberapa menit."
Pemerintah mengatakan kota itu menghadapi dua jenis polusi udara: pencemaran asap kendaraan di jalanan, dan kabut asap kawasan yang antara lain berasal dari pembangkit listrik bertenaga batu bara dan pabrik-pabrik di wilayah Tiongkok daratan.
Sebuah organisasi lokal yang memperjuangkan tindakan segera dari pemerintah untuk membersihkan udara yang tercemar akibat asap knalpot kendaraan. Organisasi The Clean Air Network mengatakan sistem cuaca tidak akan mampu menangkap unsur-unsur pencemar di kota seandainya gas berbahaya dari mobil, bis dan truk jumlahnya dikurangi sekalipun.
Francis Moriarty, wartawan Radio Televisi Hong Kong, mengatakan emisi pabrik dari provinsi Guangdong juga menjadi masalah besar. "Jika hari libur atau kegiatan ekonomi di Tiongkok daratan menurun, pabrik-pabrik berhenti beroperasi atau mengurangi produksinya, maka kualitas udara di Hong Kong terlihat membaik" katanya.
Peran Hong Kong sebagai salah satu pelabuhan tersibuk di dunia merupakan faktor lain. "Banyak dari kapal-kapal di pelabuhan menggunakan bahan bakar solar yang sangat kotor," kata Moriarty.
Pihak berwenang Hong Kong telah memperketat target kualitas udara tahun ini untuk memenuhi standar WHO. Sejak tahun 1999, pemerintah juga menawarkan insentif kepada individu dan perusahaan untuk mengganti taksi dan bus bermesin diesel dengan kendaraan berbahan bakar gas cair (BBG) dan memodifikasi kendaraan bermesin diesel tua dengan perangkat pengurang pencemaran partikulat.
Langkah-langkah itu telah mencapai beberapa keberhasilan, secara signifikan mengurangi konsentrasi partikel beracun di udara. Tapi, tingkat nitrogen dioksida di jalan-jalan kota tetap tinggi. Moriarty mengatakan masyarakat ingin pemerintah berbuat lebih banyak lagi.
Moriarty mengatakan banyak warga ingin pemerintah Hong Kong "menentang" dan melawan penguasa Tiongkok serta menuntut dihentikannya aliran asap polusi dari kawasan Tiongkok daratan. Ia mengatakan polusi udara juga mendorong masyarakat lokal untuk mempertimbangkan pindah ke luar negeri.
Dengan suhu melebihi 30 derajat Celsius, warga setempat Dawn Lok mengatakan ia tak bisa bernafas. "Jika kita keluar ke jalan ditengah lalu lintas siang hari itu benar-benar mengerikan," katanya.
Lok, yang bekerja di industri kesehatan dan kecantikan, mengatakan ia memilih tetap dirumah sebisa mungkin. "Kalau saya bekerja, saya harus naik taksi, karena saya tidak tahan berada di jalan dalam beberapa menit."
Pemerintah mengatakan kota itu menghadapi dua jenis polusi udara: pencemaran asap kendaraan di jalanan, dan kabut asap kawasan yang antara lain berasal dari pembangkit listrik bertenaga batu bara dan pabrik-pabrik di wilayah Tiongkok daratan.
Sebuah organisasi lokal yang memperjuangkan tindakan segera dari pemerintah untuk membersihkan udara yang tercemar akibat asap knalpot kendaraan. Organisasi The Clean Air Network mengatakan sistem cuaca tidak akan mampu menangkap unsur-unsur pencemar di kota seandainya gas berbahaya dari mobil, bis dan truk jumlahnya dikurangi sekalipun.
Francis Moriarty, wartawan Radio Televisi Hong Kong, mengatakan emisi pabrik dari provinsi Guangdong juga menjadi masalah besar. "Jika hari libur atau kegiatan ekonomi di Tiongkok daratan menurun, pabrik-pabrik berhenti beroperasi atau mengurangi produksinya, maka kualitas udara di Hong Kong terlihat membaik" katanya.
Peran Hong Kong sebagai salah satu pelabuhan tersibuk di dunia merupakan faktor lain. "Banyak dari kapal-kapal di pelabuhan menggunakan bahan bakar solar yang sangat kotor," kata Moriarty.
Pihak berwenang Hong Kong telah memperketat target kualitas udara tahun ini untuk memenuhi standar WHO. Sejak tahun 1999, pemerintah juga menawarkan insentif kepada individu dan perusahaan untuk mengganti taksi dan bus bermesin diesel dengan kendaraan berbahan bakar gas cair (BBG) dan memodifikasi kendaraan bermesin diesel tua dengan perangkat pengurang pencemaran partikulat.
Langkah-langkah itu telah mencapai beberapa keberhasilan, secara signifikan mengurangi konsentrasi partikel beracun di udara. Tapi, tingkat nitrogen dioksida di jalan-jalan kota tetap tinggi. Moriarty mengatakan masyarakat ingin pemerintah berbuat lebih banyak lagi.
Moriarty mengatakan banyak warga ingin pemerintah Hong Kong "menentang" dan melawan penguasa Tiongkok serta menuntut dihentikannya aliran asap polusi dari kawasan Tiongkok daratan. Ia mengatakan polusi udara juga mendorong masyarakat lokal untuk mempertimbangkan pindah ke luar negeri.