Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama kehilangan dukungan dalam upayanya untuk dipilih kembali karena tuduhan ia menghina al-Quran semakin menjauhkan pemilih Muslim.
Sebuah jajak pendapat yang dikeluarkan Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Kamis (10/11), menunjukkan bahwa dukungan untuk Ahok jatuh dari 60 persen bulan Maret menjadi 25 persen pada survei terbaru.
Lebih dari 100.000 warga Muslim berdemonstrasi di Jakarta minggu lalu untuk menuntut pengunduran dirinya dan mendesak pemilih untuk tidak memberikan suara untuknya bulan Februari. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan bangkitnya Islamis garis keras di Indonesia.
Survei bulan lalu oleh LSI, yang dilakukan sebelum demonstrasi, menunjukkan dukungan 31 persen untuk Ahok.
"Kontroversi seputar komentarnya mengenai al-Quran adalah faktor yang mempengaruhi elektabilitas dan resistensi meningkat melawan pemimpin non-Muslim," ujar Adjie Alfaraby dari LSI.
"Akan ada sentimen agama dalam pemilihan kepala daerah, tapi tidak akan begitu kuat kalau tidak ada kasus (penistaan) ini. Kami melihat semakin berkurangnya pemilih yan grasional, dan semakin banyak pemilih memilih berdasarkan faktor-faktor lain."
Kelompok-kelompok Mulsim telah menuduh Ahok melakukan penistaan setelah ia mengatakan bahwa para lawannya telah menipu para pemilih dengan menyerangnya menggunakan ayat al-Quran. Polisi sedang menyelidiki kasus terhadap Gubernur, yang telah meminta maaf atas pernyataannya.
Namun Ahok masih memimpin dibandingkan pesaing-pesaingnya, mantan menteri pendidikan Anies Baswedan dan Agus Yudhoyono, putra mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Sepertiga dari pemilih masih belum memutuskan. [hd]