Prabowo Kritik Uni Eropa Soal Deforestasi

Perkebunan kelapa sawit yang terlihat berdampingan dengan hutan yang terbakar di dekat Banjarmasin di Kalimantan Selatan, 29 September 2019. (Foto: REUTERS/Willy Kurniawan)

Calon presiden Prabowo Subianto pada Senin (13/11) mengkritik Uni Eropa atas larangan impor minyak sawit. Ia mengatakan bahwa orang-orang Eropa pada masa kolonial juga bersalah atas deforestasi.

Uni Eropa pada bulan April mengesahkan undang-undang yang akan melarang impor komoditas yang terkait dengan perusakan hutan, termasuk minyak sawit di mana Indonesia merupakan produsen terbesar di dunia.

Prabowo, yang unggul dalam jajak pendapat menjelang Pemilihan Presiden yang akan digelar pada Februari 2024, mengatakan Indonesia mempertahankan hubungan “baik” dengan Eropa “walaupun terkadang kita memiliki masalah dengan Uni Eropa."

Menteri Prabowo Subianto saat menghadiri pertemuan Partai Gerindra, di Bogor, 12 Agustus 2022. (Foto: Reuters)

“Kami membuka pasar kami untuk Anda,” katanya, mengutip kendaraan Mercedes Benz dan Volkswagen sebagai contohnya. “Tetapi Anda tidak mengizinkan kami menjual minyak sawit, dan sekarang kami menghadapi masalah dalam mencoba menjual kopi, teh, cokelat,” katanya dalam forum yang diselenggarakan oleh Pusat Kajian Strategis dan Internasional (CSIS) di Jakarta.

Uni Eropa mengatakan melalui email bahwa mereka tidak dapat mengomentari pernyataan kandidat politik Indonesia.

"Peraturan ini berlaku untuk semua orang, di dalam dan di luar Eropa. Peraturan ini berlaku untuk komoditas, bukan negara, dan tidak bersifat menghukum atau proteksionis, tetapi menciptakan persaingan yang setara," katanya, seraya menambahkan bahwa peraturan ini melibatkan mitra-mitra "sehingga kita dapat melanjutkan perdagangan, namun tanpa menggunduli hutan."

BACA JUGA: Uni Eropa Setujui Aturan Cegah Impor Barang yang Terkait dengan Deforestasi

Hingga pelarangan ini berlaku, Uni Eropa merupakan pembeli minyak sawit Indonesia terbesar ketiga.

Produksi minyak sawit sering disalahkan oleh para pemerhati lingkungan sebagai penyebab deforestasi. Namun, Prabowo mengatakan bahwa pada masa pemerintahan kolonial, orang-orang Eropa memaksa orang Indonesia untuk menanam teh, kopi, karet, dan cokelat dan “Anda telah menghancurkan hutan kami sebelumnya.”

Indonesia adalah negara jajahan Belanda ketika masih dikenal sebagai Hindia Belanda dan merupakan sumber kekayaan penting berkat perdagangan rempah-rempahnya.

Truk pengangkut tandan buah segar sawit antre bongkar muat di sebuah pabrik di Aceh Barat, 17 Mei 2022. (Foto: Antara/Syifa Yulinnas via REUTERS)

Jika memenangkan kursi kepresidenan, Prabowo mengatakan: "Saya tidak ingin proteksionisme, saya ingin kesetaraan."

Indonesia adalah produsen utama kopi, cokelat, karet dan produk kayu dan sekitar 6 miliar euro ($6,41 miliar) dari ekspor tahunannya akan terkena dampak Undang-Undang Deforestasi Uni Eropa, kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto

Uni Eropa, Indonesia, dan negara tetangga Malaysia, produsen minyak sawit terbesar kedua di dunia, telah membentuk satuan tugas untuk membahas undang-undang tersebut. [ab/ka]