Presiden Afghanistan Ashraf Ghani berada di Uni Emirat Arab atau UAE setelah melarikan diri dari Afghanistan awal minggu ini ketika Taliban mengambil alih kendali, demikian kata Uni Emirat Arab pada Rabu (18/8).
“Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Uni Emirat Arab bisa mengkonfirmasikan bahwa UAE telah menyambut Presideh Ashraf Ghani dan keluarganya ke negara ini atas dasar kemanusiaan,” demikian kata kementerian dalam sebuah pernyataan.
Ghani melarikan diri dari Afghanistan pada Minggu (15/8) sebelum milisi Taliban tiba di Kabul dan menguasai kota itu tanpa perlawanan. Ghani mengunggah di Facebook bahwa “Taliban sudah menang” dan sesudah itu dia meninggalkan Afghanistan, katanya untuk “mencegah pertumpahan darah.”
Sampai Rabu (18/8), diduga Ghani melarikan diri ke Oman, Tajikistan, atau Uzbekistan.
Dalam komentar publiknya yang pertama sejak keberangkatannya, Ghani mengatakan, kehadirannya lebih lama di Afghanistan akan mengakibatkan lebih banyak pembunuhan.
“Kalau saya tetap di sana, akan ada pertumpahan darah di jalan-jalan Kabul, dan akan berubah menjadi seperti Suriah,” katanya dalam sebuah video yang diposting di Facebook. “Saya ingin merundingkan sebuah pemerintahan yang inklusif dengan Taliban, tetapi Taliban masuk ke Kabul meskipun janji publik untuk tidak melakukannya.”
Ghani juga membantah laporan yang belum dikonfirmasi bahwa dia membawa sejumlah besar uang ketika melarikan diri, dan mencatat bahwa bantahannya bisa diverifikasi oleh bea cukai.
BACA JUGA: Taliban Rebut Kekuasaan, Presiden Ashraf Ghani Tinggalkan AfghanistanSetelah memerintah Afghanistan dari 1996 sampai 2001, Taliban berhasil digulingkan oleh invasi pimpinan AS, menyusul serangan teroris pada 11 September 2001. Tetapi Taliban berhasil merebut kembali kota-kota besar Afghanistan hanya dalam 10 hari bulan ini dengan sedikit pertumpahan darah setelah terjadi perang selama 20 tahun yang membunuh ribuan orang.
Presiden AS Joe Biden minggu ini mengakui bahwa keberhasilan Taliban merebut teritori dan kota-kota Afghanistan berlangsung cepat dan mengejutkan, tetapi dia tetap membela keputusannya untuk menarik pasukan AS.
“Para pemimpin politik Afghanistan menyerah dan melarikan diri. Militer Afghanistan ambruk, tanpa berusaha melakukan perlawanan. Pasukan Amerika tidak bisa dan tidak seharusnya bertempur dan tewas dalam perang yang tidak mau dilakukan pasukan Afghanistan,” kata Biden. [jm/em]