Panglima militer Aljazair yang berkuasa mempertahankan posisi dalam pemerintahan yang baru dibentuk meskipun ia menyerukan agar Presiden Abdelaziz Bouteflika yang sakit dinyatakan tidak layak menjabat.
Televisi nasional Aljazair mengumumkan Minggu malam bahwa Bouteflika dan Perdana Menteri Noureddine Bedoui membentuk pemerintahan baru setelah protes massa berminggu-minggu dan ketegangan politik di negara Afrika Utara yang kaya gas itu.
Pemerintahan baru secara khusus mempertahankan posisi Ahmed Gaid Salah sebagai kepala staf angkatan darat dan wakil menteri pertahanan.
Gaid Salah mengejutkan negara itu pekan lalu karena menyerukan agar dewan konstitusi memulai proses mengakhiri kepresidenan Bouteflika, yang sudah berlangsung 20 tahun. Kritikus menuduh Gaid hendak melakukan kudeta, dan panglima angkatan darat itu hari Sabtu mengatakan tokoh-tokoh, yang tidak disebut namanya, berencana menentangnya akibat sikapnya terhadap kepresidenan Bouteflika.
Jutaan orang Aljazair melancarkan protes tiap minggu menuntut Bouteflika mengundurkan diri bersama elit politik yang tidak bisa dipercaya. Rakyat Aljazair nyaris tidak melihat presiden mereka, usia 82 tahun, sejak terkena stroke tahun 2013.
Bouteflika mundur dari pencalonan diri untuk masa jabatan baru tetapi membatalkan pemilihan presiden pada 18 April. Ia semakin ditekan untuk mengundurkan diri sebelum masa jabatannya saat ini berakhir pada akhir April. [ka]