Presiden Baru Afghanistan Dilantik

Presiden baru Afghanistan Ashraf Ghani Ahmadzai (kanan) dan kepala eksekutif Afghanistan Abdullah Abdullah mengambil sumpah dalam pelantikan di Kabul (29/9).

Pelantikan pemimpin baru itu merupakan transisi kekuasaan demokratis damai yang pertama di Afghanistan yang dilanda perang saudara itu.

Ashraf Ghani Ahmadzai dilantik hari Senin (29/9) sebagai presiden Afghanistan yang baru, menggantikan Hamid Karzai, dalam peralihan kekuasaan pertama negara itu, sejak invasi AS tahun 2001, menggulingkan pemerintahan Taliban. Ghani Ahmadzai memasuki istana kepresidenan dengan mengenakan turban hitam, khas dari wilayah selatan negara itu.

Saingannya, Abdullah Abdullah, yang akan mengisi jabatan yang baru diciptakan sebagai menteri kepala, duduk dua kursi setelah Ghani Ahmadzai, dengan Karzai duduk di antara keduanya. Abdullah Abdullah juga telah dilantik sebagai eksekutif baru dalam persetujuan pembagian kekuasaan yang dicapai setelah berbulan-bulan krisis pasca pemilihan.

Pelantikan pemimpin baru itu merupakan transisi kekuasaan demokratis damai yang pertama di Afghanistan yang dilanda perang saudara itu.

Dengan pengamanan ketat, para delegasi dari seluruh dunia menghadiri upacara Senin (29/9), yang diadakan di istana presiden di Kabul. Para pemimpin politik dan agama Afghanistan juga menghadirinya.

Presiden Hamid Karzai yang akan meletakkan jabatan menyerahkan tanggung jawab untuk memimpin Afghanistan setelah berkuasa menyusul tergulingnya Taliban. Karzai mengatakan dia merasa senang menyerahkan jabatannya, setelah lebih dari 10 tahun menjabat yang dikatakan sebagai tugas paling sulit di dunia.

Pelantikan itu merampungkan proses pemilu yang berlangsung hampir enam bulan, sejak April lalu, dilanjutkan dengan pemilihan tambahan antara Ghani Ahmadzai dan Abdullah.

Hasil penghitungan akhir memberikan kemenangan suara 55 persen kepada Ghani Ahmadzai. Ia akan menandatangani persetujuan dengan AS setelah pelantikan, berkenaan dengan 10 ribu tentara AS yang akan terus bertugas di Afghanistan setelah misi perang internasional berakhir, 31 Desember mendatang.

Walaupun transisi itu berjalan mulus, sebuah bom meledak dekat bandara Kabul. Tidak jelas apakah ledakan itu menjatuhkan korban.