Mulai dari pohon sakura sampai pertahanan kolektif, Amerika Serikat (AS) dan Jepang merayakan aliansi kedua negara yang sudah berlangsung puluhan tahun. Presiden AS Joe Biden menerima Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Gedung Putih untuk sebuah kunjungan resmi disertai jamuan makan malam kenegaraan.
Kedua pemimpin mengumumkan prakarsa baru di bidang teknologi dan pertahanan, termasuk meningkatkan pengaturan komando dan kendali untuk pasukan ASdan Jepang, investasi dan kemitraan baru di bidang antariksa, kecerdasan buatan, teknologi kuantum, semikonduktor dan energi bersih.
Namun, fokus terkuat adalah pada penggentaran militer lewat kerja sama kelautan di Laut Cina Selatan dan juga pertahanan udara.
“Untuk pertama kalinya, Jepang, AS dan Australia akan menciptakan sebuah jaringan sistem misil udara dan arsitektur pertahanan,” kata Biden.
Kedua pemimpin menandatangani sebuah kesepakatan di mana Jepang akan membangun kendaraan rover untuk transportasi astronaut di bulan.
AS akan mengalokasikan dua penerbangan astronaut ke permukaan bulan untuk Jepang di misi Artemis yang dikelola Badan Penerbangan dan Antariksa AS (National Aeronautics and Space Administration/NASA).
Satu dari astronaut Jepang itu kata Biden, “akan menjadi warga non-Amerika pertama yang mendarat di bulan.”
Biden menyebut Kishida seorang “pemimpin visioner dan berani” untuk langkah-langkah yang diambilnya membela Ukraina ketika memerangi invasi Rusia. Dia memuji peningkatan yang dilakukan Kishida terhadap kemampuan pertahanan Jepang.
Tokyo telah meningkatkan belanja pertahanan dan mengintensifkan latihan militer gabungan dengan AS dan sekutu kawasan, sehingga menjadi pemain utama dalam apa yang oleh Biden disebut “arsitektur strategik kisi” guna meningkatkan penggetaran terhadap musuh.
Kishida mempertegas kembali kesediaan pemerintahnya untuk menjadi mitra global dalam mengatasi tantangan di kawasan dan di seluruh dunia. [jm/ft]