Presiden sementara Bolivia Jeanine Anez meminta Kongres, Rabu (20/11), agar menyetujui undang-undang yang akan memungkinkan pemilihan umum baru.
Anez mengajukan permintaan itu setelah kerusuhan mematikan pasca pengunduran diri Evo Morales dan hasil pemungutan suara pada 20 Oktober yang disengketakan.
Pengumuman itu muncul setelah jumlah orang yang tewas dalam bentrokan dengan pasukan keamanan di ladang minyak di dekat La Paz pada Selasa (19/11) bertambah menjadi delapan, kata para pejabat. Dengan demikian, total korban tewas sejak pemungutan suara bulan lalu menjadi 32.
Morales yang kini berada di Meksiko setelah mengundurkan diri pada 10 November lalu, menuduh pasukan keamanan Bolivia melakukan "genosida" terhadap orang-orang pribumi pendukungnya, dan mengimbau masyarakat internasional agar bertindak.
Berbicara kepada wartawan, Anez mengatakan ia berharap usul pemerintah sementara - yang juga mengupayakan pembatalan surat suara asli dan pembentukan dewan pemilu baru - akan membentuk landasan bagi pencapaian "konsensus nasional."
Menteri Kehakiman Alvaro Coimbra berharap Kongres menyetujui undang-undang itu "sesegera mungkin," guna memungkinkan pemilu dalam waktu 15 hari setelah dewan pemilu baru, yang akan bertanggung jawab memilih tanggal pemungutan suara.[ka/ft]