Presiden Burundi Pierre Nkurunziza berterima kasih kepada pasukan keamanan karena berhasil menghentikan kudeta militer terhadap pemerintahnya.
Presiden Nkurunziza menyampaikan pendapatnya itu dalam pidato melalui radio hari Jumat (15/5) setelah kembali ke ibukota Bujumbura, dengan menggunakan iring-iringan mobil yang disambut ribuan pendukungnya yang berbaris di jalan-jalan.
Presiden Nkurunziza juga mengingatkan para demonstran untuk menghentikan aksi protes terhadap keputusannya agar tetap bisa berkuasa untuk ketiga kalinya. Ditambahkannya, kini perdamaian sudah ada dan mereka yang menginginkan terjadinya aksi kekerasan tidak akan berhasil.
Situasi di ibukota relatif tenang hari Jumat (15/5) setelah terjadinya aksi kekerasan selama dua hari terakhir, antara faksi-faksi yang berseteru di tubuh militer. Namun beberapa aktivis menyerukan lebih banyak demonstrasi dilangsungkan untuk menentang keputusan Presiden Nkurunziza memenangkan masa jabatan ketiganya.
Departemen Luar Negeri Amerika Jumat malam menyerukan kepada Presiden Nkurunziza “untuk mengutuk dan menghentikan penggunaan aksi kekerasan oleh polisi dan milisi muda Partai Imbonerakure yang berkuasa terhadap mereka yang memprotes keinginannya untuk memenangkan masa jabatan ketiga”.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Jeff Rathke mengatakan “siapa saja yang mendorong atau memicu terjadinya aksi kekerasan atau melakukan pembalasan terhadap mereka yang menentang keinginan memenangkan masa jabatan ketiga, seharusnya dimintai pertanggungjawaban”.
Rathke mengatakan Amerika akan mengambil langkah-langkah untuk menolak pemberian visa kepada mereka yang bertanggungjawab melakukan aksi kekerasan.
Jumat pagi Amerika mengatakan Presiden Nkurunziza seharusnya tidak memaksakan untuk menduduki masa jabatan ketiga. Wakil Menteri Luar Negeri Linda Thomas-Greenfield mengatakan kepada VOA, keputusan itu telah menimbulkan ketidakstabilan politik di Burundi.
Dalam kesempatan lain, pihak berwenang di Burundi mengatakan telah menangkap tiga orang terkait upaya kudeta yang gagal terhadap presiden. Juru bicara kepresidenan Burundi mengatakan kepada VOA, pemimpin upaya kudeta itu – Jendral Godefroid Niyombare – masih buron.