Presiden Caltech Akan Pimpin Universitas di Arab Saudi

Presiden California Institute of Technology Jean-Lou Chameau di kampus setelah menghadiri upacara kelulusan. (Foto: Dok)

Presiden universitas terkemuka AS, California Institute of Technology (Caltech) akan memimpin sebuah universitas teknologi di Arab Saudi.
Presiden California Institute of Technology (Caltech) Jean-Lou Chameau menyatakan akan mundur dari jabatan tertinggi di lembaga pendidikan prestisius tersebut untuk memimpin sebuah universitas di Arab Saudi.

Pihak Caltech mengumumkan rencana tersebut pada Selasa (19/2), dengan mengucapkan terima kasih atas komitmen Chameau dalam memperluas sumber daya untuk “riset berisiko tinggi dengan imbalan sama tingginya.”

Dalam surat pengunduran dirinya, Chameau mengatakan ada arti penting bersejarah dalam pekerjaan barunya sebagai presiden King Abdullah University of Science and Technology.

Dengan sumber daya signifikan dan misi mulia, peran baru Chameau akan membuatnya dapat memimpin universitas tersebut untuk “memiliki dampak dramatis terhadap Kerajaan Arab Saudi, wilayah Timur Tengah dan dunia,” ujarnya dalam pernyataan tertulis.

Chameau adalah rektor Georgia Institute of Technology sebelum menjadi presiden kedelapan Caltech pada 2006, peran yang ia yakini akan membuat karirnya komplet, sebelum pensiun di Pasadena, tempat Caltech berada.

Saat di Caltech, Chameau mendukung pengembangan program-program dalam bidang dampak sosial, termasuk energi, teknologi informasi, ilmu pengetahuan medis dan lingkungan, menurut pernyataan pihak Caltech.

Caltech adalah universitas swasta dengan fokus pada riset, dikenal sebagai rumah akademis dari Laboratorium Propulsi Jet milik lembaga antariksa NASA dan mahasiswa-mahasiswi terbaik yang diseleksi dengan ketat. Anggota fakultas dan alumni Caltech telah memenangkan 32 Hadiah Nobel.

Sementara itu, terletak di tepi Laut Merah, universitas yang fokus pada program riset pascasarjana di Arab Saudi menerima mahasiswa-mahasiswi pertamanya pada 2009 dan 10 mahasiswa program doktoral pertamanya lulus pada Desember 2012.

Dalam pidato pembukaan universitas, Raja Abdullah mengatakan ia telah bermimpi membangun universitas semacam itu selama lebih dari 25 tahun, dan berjanji memberikan dukungan keuangan yang terus menerus, berkat kekayaan minyak negara tersebut. (AP)