Di tengah kesibukan mempersiapkan reshuffle kabinet, presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta Ibu Ani Yudhoyono, Wakil presiden dan Ibu Herawati Boediono Selasa siang (18/10) menghadiri upacara panggih atau perjamuan pengantin agung Kraton Yogyakarta antara Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendoro - puteri bungsu Sultan Hamengkubuwono X dan Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Yudonegoro.
Menantu Sultan Hamengkubuwono ke-10 asal Lampung, Ahmad Ubaidilah yang kini bergelar Kanjeng Pangeran Haryo Yudonegoro hari Selasa pukul 07.00 WIB menjalani ritual ijab-qobul dalam Bahasa Jawa.
Sekitar pukul 10.00 ketika Presiden dan Ibu Ani Yudhoyono serta Wakil Presiden dan Ibu Herawati Boediono sudah berada di Bangsal Kencono Kraton Yogyakarta, acara panggih dimulai, dengan tari edan-edanan sebagai penolak bala. Lalu, kedua mempelai menjalani sejumlah ritual termasuk pondhongan atau mengangkat tubuh pengantin puteri yang berasal dari keluarga bangsawan.
Ketua Panitia pernikahan agung Kraton Yogyakarta Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Yudohadiningrat mengaku lega upacara panggih berjalan lancar.
“Pawiwahan hari ini dihadiri oleh Bapak Presiden dan Wakil presiden juga para Menteri Kabinet Indonesian Bersatu, ada sepuluh duta-besar yang hadir antara lain dari Amerika Serikat, duta besar Jepang, Jerman, Republik Ceko, Italia, Polandia, Suriname. Dan, semua upacara ritual tidak ada yang terlewatkan,” kata KRT Yudohadiningrat.
Juru bicara Kantor Sultan Hamengkubuwono ke-10 Kantor Kepatihan, Kuskasriati mengatakan, banyak ucapan selamat disampaikan melalui email kepada Sultan, salah-satunya dari Presiden Barack Obama.
“Dari Presiden Obama dari Amerika Serikat, dari Slovakia, dari Sabah Malaysia dan sebagainya, kami ucapkan terimakasih atas ucapan selamat yang disampaikan kepada Ngarso Dalem Sultan Hamengkubuwono ke-10," jelas Kuskasriati.
Di antara tamu yang hadir adalah Ibu Rebbeca wakil dutabesar Inggris di Jakarta yang mengaku gembira bisa hadir dalam acara panggih.
Rebecca mengatakan, “Menarik, dan hari ini ada contoh yang menarik tentang bagaimana hidup budaya Yogyakarta. Saya senang sekali untuk keluarga disini dan semuanya bagus."
Alida Szabo, wartawan freelance dari Jerman yang ikut meliput pernikahan agung Kraton Yogyakarta mengatakan, banyak ritual yang masuk akal dan waktunya lebih longgar daripada rata-rata acara pernikahan di Eropa. Misalnya penghormatan pengantin kepada kedua orangtua.
Selasa sore, berlangsung kirab pengantin dengan kereta kencana Kyai Jong Wijat dari Kraton sekitar 800 meter menuju Kepatihan untuk acara resepsi. Di sepanjang Jalan Malioboro juga disediakan makanan gratis untuk masyarakat.