Presiden Dewan Eropa: Rakyat Didahulukan dalam Perundingan Brexit

Presiden Dewan Eropa Donald Tusk memegang dokumen dari Inggris dalam pertemuan dengan media di Brussels, 29 Maret 2017. (AP Photo/Virginia Mayo)

Presiden Dewan Eropa mengatakan kehidupan warga didahulukan dalam setiap pengambilan keputusan dalam perundingan keluarnya Inggris dari Uni Eropa.

Donald Tusk mengatakan hari Jumat (31/3) warga dari seluruh Uni Eropa hidup, bekerja, dan belajar atau kuliah di Inggris. “Kita harus menyelesaikan status dan keadaan mereka setelah penarikan diri Inggris dengan jaminan timbal balik dan dapat ditegakkan dan tidak diskriminatif.”

Tusk mengatakan Inggris juga harus memenuhi semua kewajiban keuangan dan hutangnya sebagai anggota Uni Eropa. “Hanya demi kewajaran terhadap semua rakyat, masyarakat, ilmuwan, petani dan lain-lain, kepada siapa kita semua, ke-28 negara anggota, berjanji membayar hutang ini,” katanya.

Tusk memberi pedoman itu kepada 27 negara-anggota selebihnya, bersama Perdana Menteri Malta Joseph Muscat, yang memegang jabatan presiden bergilir Uni Eropa.

Namun, Tusk menolak permohonan Perdana Menteri Inggris Theresa May untuk memprakarsai pembicaraan sejajar mengenai penarikan diri Inggris dan perjanjian perdagangan di masa depan. “Hanya setelah kita mencapai kemajuan penting mengenai pengunduran Inggris kita dapat membicarakan kerangka hubungan masa depan,” katanya.

Presiden Dewan Eropa itu berusaha meredakan keprihatinan bahwa dewan itu akan bersikap keras dalam perundingan Brexit, dengan menegaskan bahwa Uni Eropa tidak akan menghukum Inggris dalam pembicaraan keluarnya Inggris karena Brexit sudah cukup berat.

Namun, Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker memperingatkan Presiden Amerika Donald Trump agar jangan mendorong negara-negara lain keluar dari Uni Eropa. “Kalau itu diteruskan, saya akan mendorong kemerdekaan Ohio dan keluarnya Texas dari Amerika Serikat,” kata Juncker. [gp]