Presiden El Salvador Nayib Bukele, Jumat (4/9), membantah keras tuduhan kolusi setelah laporan yang diedarkan oleh kantor media online El Faro mengklaim pemerintahnya terlibat dalam pembicaraan dengan salah satu geng yang paling ditakuti di negara itu.
El Faro, Jumat (4/9), melaporkan telah memperoleh sejumlah dokumen pemerintah, termasuk log penjara, dan laporan intelijen penjara, yang menunjukkan pejabat pemerintah terlibat dalam pembicaraan dengan anggota geng MS-13 sejak Juni lalu.
Laporan tersebut menuduh keterlibatan Bukele dengan geng tersebut berasal dari upaya untuk menurunkan tingkat pembunuhan yang terkenal tinggi di negara itu dan meningkatkan dukungan untuk kampanyenya sebelum pemilihan paruh waktu dengan imbalan hak istimewa di penjara.
BACA JUGA: Bisnis di El Salvador Buka Tanpa Pembatasan Terkait Virus CoronaJaksa Agung Raúl Melara, yang kantornya independen dari kepresidenan Bukele, dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi lokal mengatakan kantornya akan menyelidiki klaim tersebut.
Mantan pengusaha berusia 39 tahun itu memenangkan persaingan untuk kursi kepresidenan pada 2019, meskipun bukan berasal dari salah satu partai yang secara historis dominan di negara itu.Ia sebelumnya berkampanye sebagai kandidat hukum dan ketertiban. Ia dengan cepat mendapatkan pengakuan karena tingkat pembunuhan di El Salvador menurun dengan stabil.
Tingkat pembunuhan di El Salvador terus menurun dari 104 per 100 ribu penduduk pada 2015 menjadi 36 per 100 ribu pada 2019. Angka pada 2019 itu, menurut data Departemen Luar Negeri AS masih tujuh kali lipat dari Amerika.
Bukele kemudian mencuit di Twitter untuk menyatakan ia tidak bersalah dan menyasar pengecamnya, yang dikatakannya "mengarang novel" setelah lelah menyerangnya. Untuk membantah tuduhan bekerja sama dengan geng, Bukele mengutip kecaman yang mengatakan pemerintahannya yang diktator telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia terhadap geng di wilayah tersebut. [my/pp]