Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. terbang ke China, Selasa (3/1), untuk kunjungan kenegaraan selama tiga hari. Ia mengatakan ingin bertemu pemimpin China Xi Jinping dalam usaha meningkatkan hubungan bilateral.
“Saat saya berangkat ke Beijing, saya akan membuka babak baru dalam kerja sama komprehensif dan strategis kami dengan China,'' katanya kepada para pejabat dan diplomat, termasuk duta besar China, sebelum menaiki pesawatnya di bandara ibu kota.
“Saya ingin bertemu Presiden Xi sebagai bagian dari usaha kami untuk mengubah hubungan ke arah yang lebih baik yang diharapkan akan membawa banyak prospek dan peluang berlimpah untuk perdamaian dan pembangunan bagi rakyat kedua negara,'' tambahnya.
Menyinggung sengketa teritorial kedua negara di Laut China Selatan, ia berharap dapat membahas masalah politik dan keamanan bilateral dan regional.
BACA JUGA: Filipina, China akan Buka Jalur Komunikasi Langsung Terkait Laut China Selatan“Masalah antara kedua negara adalah masalah yang tidak dimiliki antara dua sahabat seperti Filipina dan China,'' tambahnya. “Kami akan berusaha untuk menyelesaikan masalah tersebut sehingga saling menguntungkan kedua negara.''
China mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan dan telah mengabaikan keputusan pengadilan di Den Haag tahun 2016 yang menolak klaim Beijing atas jalur perairan tersebut. Kasus tersebut diajukan oleh Filipina, yang mengatakan China sejak saat itu telah mengembangkan terumbu-terumbu karang yang disengketakan menjadi pulau-pulau buatan yang dilengkapi dengan landasan pacu pesawat dan struktur-struktur lainnya sehingga menyerupai pangkalan militer.
Baru-baru ini, seorang komandan militer Filipina melaporkan bahwa pasukan Garda Pantai China secara paksa menyita puing-puing roket China yang diambil oleh personel Angkatan Laut Filipina di Laut China Selatan.
BACA JUGA: Filipina Prihatin atas Tindakan China Mereklamasi Daratan di Laut yang DisengketakanChina membantah penyitaan paksa tersebut. Marcos mengatakan akan meminta klarifikasi lebih lanjut tentang hal itu dalam kunjungannya ke Beijing.
Didampingi oleh delegasi bisnis besar, Marcos mengatakan mereka akan mengupayakan kerja sama di berbagai bidang termasuk pertanian, energi, infrastruktur, perdagangan dan investasi, serta pertukaran budaya dan keahlian. Ia mengatakan mereka diperkirakan akan menandatangani lebih dari 10 perjanjian bilateral utama selama kunjungan tersebut.
China menyumbang 20% dari perdagangan luar negeri Filipina dan juga merupakan sumber utama investasi asing langsung. [ab/uh]