Presiden Iran: Kami Tak Pernah Berencana Membunuh Donald Trump

Presiden Iran Masoud Pezeshkian berpidato dalam sidang terbuka parlemen untuk membahas rancangan anggaran tahun depan, di Teheran, Iran, Selasa, 29 Oktober 2024. (Foto: AP)

Iran sebelumnya juga membantah klaim Washington bahwa mereka mencampuri urusan Amerika, termasuk melalui operasi siber.

Presiden Iran Masoud Pezeshkian menegaskan dalam wawancara dengan NBC News pada Selasa (14/1) bahwa Teheran tidak pernah berencana untuk membunuh Donald Trump, Presiden terpilih Amerika Serikat dari Partai Republik. Pernyataan tersebut membantah klaim sebelumnya yang disampaikan Trump dan pemerintah Amerika.

Departemen Kehakiman Amerika Serikat mendakwa seorang pria asal Iran yang diduga terlibat dalam rencana pembunuhan Donald Trump atas perintah Korps Garda Revolusi Iran. Penegak hukum berhasil menggagalkan rencana tersebut sebelum serangan terjadi.

Trump juga mengklaim tahun lalu saat kampanye pemilihan di Amerika bahwa Iran mungkin terlibat dalam upaya pembunuhannya.

BACA JUGA: Trump Klaim Komandan Iran akan Ledakkan 4 Kedubes AS

"Tidak ada sama sekali," kata Pezeshkian di NBC News ketika ditanya apakah Iran berencana membunuh Trump. "Kami tidak pernah mencoba ini (pembunuhan Trump-red) sejak awal dan tidak akan pernah melakukannya."

Trump, yang memenangi pemilihan presiden Amerika pada November tahun lalu berhasil lolos dari dua percobaan pembunuhan selama kampanye. Pertama pada September saat ia bermain golf di lapangannya di West Palm Beach, Florida, dan kedua pada Juli saat ia menggelar kampanye pilpres di Butler, Pennsylvania. Penyelidik tidak menemukan bukti keterlibatan Iran dalam kedua insiden tersebut.

Iran sebelumnya juga membantah klaim Washington bahwa mereka mencampuri urusan Amerika, termasuk melalui operasi siber.

Teheran justru menuduh Washington telah ikut campur dalam urusan dalam negerinya selama beberapa dekade, merujuk pada berbagai peristiwa mulai dari kudeta 1953 terhadap seorang perdana menteri hingga pembunuhan komandan militernya dalam serangan drone Amerika pada 2020. [ah/ft]