Gedung Putih memberi dukungan kuat kepada demonstran Iran yang turun ke jalan-jalan untuk mengecam penembakan pesawat jet komersial Ukraina di luar Teheran pekan lalu.
Pemerintah Trump menghadapi tekanan bipartisan dari Kongres untuk merinci informasi intelijen yang mendorong Amerika membunuh seorang jenderal Iran, sementara fraksi Demokrat berusaha mengekang kemampuan presiden untuk secara sepihak memerintahkan aksi militer terhadap Iran.
Di Iran, protes pekan lalu terhadap pembunuhan komandan Pasukan Quds Qassem Soleimani berubah menjadi demonstrasi yang mengungkapkan kesedihan dan kemarahan atas apa yang diakui pemerintah sebagai penembakan tak sengaja jet penumpang Ukraina, menewaskan semua yang ada di dalamnya.
Di tengah pergolakan yang mencengkeram Iran, Presiden Amerika Donald Trump hari Minggu (12/1) mencuit: "Kepada para pemimpin Iran - JANGAN BUNUH DEMONSTRAN KALIAN. Sudah ribuan orang kalian bunuh atau penjarakan, dan Dunia menyaksikan. Lebih penting, Amerika menyaksikan."
Dalam acara televisi ABC "This Week," Penasihat Keamanan Nasional Robert O'Brien mengatakan, pemerintah tidak menginginkan perang tetapi akan terus mendesakkan perubahan di Iran.
Robert O'Brien mengatakan, "Kami akan mendukung hak asasi. Hal terbaik yang bisa kami lakukan bagi rakyat Iran dan bagi dunia adalah melanjutkan kampanye desakkan maksimum kami untuk memastikan bahwa rezim Iran tidak akan pernah mempunyai senjata nuklir, menghentikan kegiatan teroris mereka di wilayah itu dan mengurangi program rudal balistik mereka."
Di Capitol Hill, anggota fraksi Demokrat dan sebagian anggota fraksi Republik tidak puas, menuduh Gedung Putih gagal memberi bukti yang membenarkan serangan rudal yang menewaskan Soleimani di Irak.
Pekan lalu, DPR yang dipimpin Demokrat memutuskan untuk mengekang kewenangan perang Trump terhadap Iran. Dalam acara di televisi ABC, ketua DPR Nancy Pelosi mengatakan, "Kongres berwenang menyatakan perang. Kita harus bergerak menuju perdamaian, bukan eskalasi perang."
Tampil dalam acara "Face the Nation" di televisi CBS, Menteri Pertahanan Amerika Mark Esper mengatakan ia "tidak mendapat informasi" intelijen yang menunjukkan ancaman Iran yang segera terhadap kedutaan besar Amerika sebelum serangan yang menewaskan Soleimani diperintahkan, tetapi ia setuju dengan pandangan presiden bahwa instalasi Amerika berada dalam bahaya.
Dalam acara di televisi ABC, Penasihat Keamanan Nasional O'Brien mengatakan bukti ada tetapi tidak dapat dipublikasikan guna melindungi kemampuan Amerika dalam mengumpulkan informasi intelijen. (ka/ii)