Di New York hari Rabu (25/9), Presiden baru Iran Hassan Rouhani mengutuk pembantaian holocaust Nazi Jerman terhadap warga Yahudi semasa Perang Dunia Kedua.
Presiden baru Iran Hassan Rouhani telah mengutuk pembantaian atau holocaust Nazi terhadap warga Yahudi semasa Perang Dunia Kedua, dengan mengatakan peristiwa itu tidak dapat dilupakan.
Hassan Rouhani menyampaikan pandangannya hari Rabu (25/9) ketika berbincang-bincang secara informal dengan wartawan-wartawan Barat yang meliput sidang Majelis Umum PBB di New York. Rohani tampaknya menjauhkan diri dari presiden Iran sebelumnya – Mahmoud Ahmadinejad – yang berulangkali menyangkal terjadinya holocaust.
Tetapi Rouhani mengatakan penting agar korban-korban holocaust tidak “mengorbankan” orang lain, merujuk pada pendudukan Israel atas wilayah Palestina.
Presiden baru Iran ini juga mengatakan Iran tidak punya hal-hal yang tersembunyi dan yakin sengketa tentang program nuklirnya akan diselesaikan lewat perundingan.
Hari Selasa, pejabat-pejabat Amerika dan Iran tadinya berharap akan ada jabat tangan dan pertemuan singkat antara Presiden Rouhani dan Presiden Barack Obama. Rohani mengatakan pertemuan itu tidak terjadi karena waktunya tidak tepat dan terlalu banyak yang dipertaruhkan.
Presiden Iran itu mengatakan ia tidak menentang pertemuan dengan Presiden Obama pada lain waktu tetapi kedua negara menurutnya, "harus hati-hati" dalam mencairkan hubungan yang sudah 30 tahun beku.
Hassan Rouhani menyampaikan pandangannya hari Rabu (25/9) ketika berbincang-bincang secara informal dengan wartawan-wartawan Barat yang meliput sidang Majelis Umum PBB di New York. Rohani tampaknya menjauhkan diri dari presiden Iran sebelumnya – Mahmoud Ahmadinejad – yang berulangkali menyangkal terjadinya holocaust.
Tetapi Rouhani mengatakan penting agar korban-korban holocaust tidak “mengorbankan” orang lain, merujuk pada pendudukan Israel atas wilayah Palestina.
Presiden baru Iran ini juga mengatakan Iran tidak punya hal-hal yang tersembunyi dan yakin sengketa tentang program nuklirnya akan diselesaikan lewat perundingan.
Hari Selasa, pejabat-pejabat Amerika dan Iran tadinya berharap akan ada jabat tangan dan pertemuan singkat antara Presiden Rouhani dan Presiden Barack Obama. Rohani mengatakan pertemuan itu tidak terjadi karena waktunya tidak tepat dan terlalu banyak yang dipertaruhkan.
Presiden Iran itu mengatakan ia tidak menentang pertemuan dengan Presiden Obama pada lain waktu tetapi kedua negara menurutnya, "harus hati-hati" dalam mencairkan hubungan yang sudah 30 tahun beku.