Masoud Pezeshkian akan dilantik di hadapan parlemen Iran pada awal Agustus sebagai presiden kesembilan Republik Islam tersebut, demikian laporan media pemerintah pada hari Minggu (7/7).
"Upacara pelantikan presiden akan diadakan pada 4 atau 5 Agustus," kata kantor berita resmi IRNA, mengutip Mojtaba Yosefi, anggota dewan pimpinan parlemen.
"Presiden punya waktu 15 hari untuk menyampaikan usulan menterinya ke parlemen untuk memperoleh mosi percaya."
Presiden terpilih Iran diharuskan mengangkat sumpah di depan parlemen sebelum resmi menjabat.
Upacara pelantikan berlangsung setelah presiden terpilih menerima dukungan resmi dari pemimpin tertinggi Republik Islam tersebut.
BACA JUGA: Iran Tahan Pengacara Pengecam Tindakan Keras Pemerintah terhadap Gelombang Aksi Protes 2022Presiden Iran bukanlah kepala negara, dan kekuasaan tertinggi ada di tangan pemimpin tertinggi – jabatan yang dipegang oleh Ayatollah Ali Khamenei selama 35 tahun terakhir.
Pezeshkian memenangkan pemilu putaran kedua pada hari Jumat (5/7) melawan Saeed Jalili yang sangat konservatif untuk menggantikan Presiden Ebrahim Raisi yang tewas dalam kecelakaan helikopter pada bulan Mei.
Tokoh reformis berusia 69 tahun tersebut memperoleh lebih dari 16 juta suara, sekitar 54%, dan Jalili memperoleh lebih dari 13 juta, sekitar 44%, dari sekitar 30 juta suara pemilih.
Partisipasi pemilih mencapai 49,8% dari pemilih terdaftar, Mohsen Eslami, juru bicara pemilu menambahkan, angka tersebut naik dari rekor terendah sekitar 40% yang tercatat pada putaran pertama.
Pada hari Minggu, surat kabar Iran menerbitkan foto Pezeshkian di halaman depan dan menyerukan "persatuan" di bawah presiden terpilih itu. [my/uh]