Presiden Joko Widodo membagikan sekitar 1.600 kartu-kartu andalan program pemerintahnya, yaitu Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Keluarga Sejahtera, di Temuwangi, Pedan di Klaten, Jawa Tengah, Senin (4/5).
Presiden mengatakan data penerima kartu harus tepat sasaran karena memakai anggaran negara, dan ia berjanji akan menambah anggaran dan kuota.
Dalam kunjungan kerjanya tersebut, Presiden Jokowi sempat berdialog dengan salah seorang pelajar penerima Kartu Indonesia Pintar, Joko Santoso.
"Belajar itu jangan yang biasa. Kalau jam belajar biasa dari 7 malam sampai 9 malam ya akan lahir generasi biasa. Belajar kok cuma dua jam, saya dulu belajar dari jam 6 petang sampai jam 11 malam," kata Presiden.
Joko Santoso menanggapi dengan mengatakan, "Wah Pak Presiden, kalau saya kelamaan belajar malah bikin stress."
Dalam acara kunjungan kerja tersebut, Presiden Jokowi berjanji akan menambah anggaran dan kuota penerima kartu tersebut.
"Kalau pemerintah, uang pemasukan negara terus bertambah, maka jumlah anggaran dan kuota penerima kartu ini bisa kita tambah. Tapi kalau uang yang dikelola kas negara ini tidak cukup terutama yang pemegang kartu Keluarga Sejahtera atau KKS, ini kan diberikan sekitar Rp 400-600 ribu. Doakan saja tahun depan anggaran ini bisa kita tambah. Kartu-kartu itu tolong disimpan baik-baik, jangan disalahgunakan," ujarnya.
Presiden Jokowi membagikan Kartu Keluarga Sejahtera pada 530-an warga, Kartu Indonesia Pintar pada 477 siswa, dan sisanya Kartu Indonesia Sehat. Presiden juga menekankan agar rumah sakit menerima dan melayani warga pemegang kartu KIS atau izin operasional rumah sakit itu akan dicabut.
Sebagian warga kecewa karena tidak mendapatkan kartu-kartu yang dibagikan Presiden, salah satunya Acik Sumarmo, dari Sobayan Pedan, Klaten. Ia mengatakan pernah menerima bantuan langsung tunai dari pemerintah namun sekarang justru tidak terdaftar dan tidak menerima kartu dan bantuan pemerintah.
Acik selama ini bekerja sebagai tukang sol sepatu dan sandal yang berpenghasilan kurang dari Rp 50 ribu per hari. “Saya sebagai warga miskin, sangat kecewa. Saya dan keluarga belum tersentuh bantuan dari pemerintah," ujarnya.
"Saya harus menghidupi istri dan empat anak usia sekolah. Saya tidak dapat kartu apapun. Keluarga saya tidak dapat sama sekali. Maka dari itu saya minta dan berharap hak-hak saya sebagai warga miskin dipenuhi. Hak untuk mendapat layanan kesehatan dan pendidikan," lanjut Acik.
Usai berkunjung ke Klaten, Presiden Jokowi melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta.