Presiden Korea Selatan Kritik Langkah Pyongyang soal Kaesong

  • Steve Herman

Mobil-mobil Korsel kembali dari komplek industri Kaesong di Korut untuk menuju ke Korea Selatan (30/4).

Hampir semua pekerja Korsel di Kaesong, satu-satunya usaha gabungan dengan Korut mempersiapkan diri untuk kembali ke rumah mereka, Senin.
Empat puluh tiga dari 50 pekerja Korea Selatan yang terakhir di kompleks industri Kaesong diberi izin oleh Korea Utara untuk menyeberangi perbatasan kembali ke Selatan.

Kementerian Unifikasi di Seoul mengatakan lima personel, termasuk pimpinan, Komite Pengembangan Manajemen Industri Kaesong dan dua karyawan perusahaan telekomunikasi akan tetap berada di zona itu untuk merundingkan "masalah yang belum terselesaikan."

Di antaranya adalah masalah upah yang belum dibayar untuk 53.000 pekerja Korea Utara yang dikeluarkan dari Kaesong oleh pemerintah mereka pada tanggal 9 April.

Sementara, Menteri Luar Negeri Korea Selatan menekankan pintu masih terbuka unutuk merundingkan nasib zona itu, Presiden Korea Selatan Park Geun-hye mengkritik kebijakan Pyongyang sebagai “sangat tak terduga" dalam keputusannya yang tiba-tiba menarik semua pekerja pabriknya .

Presiden Park mempertanyakan siapa "yang akan mau berinvestasi di Korea Utara" setelah kesepakatan bersama tentang Kaesong dengan tiba-tiba diubah sepihak.

Presiden itu mengatakan pemerintahannya akan melakukan yang terbaik untuk memberikan dukungan penting bagi 123 perusahaan dan pekerja mereka "sehingga mereka tidak kehilangan harapan."

Sebagian manajer pabrik yang akan terus berada di Korea Utara menyatakan enggan meninggalkan tempat itu seperti permintaan pemerintah mereka, khawatir aset mereka akan disita oleh Korea Utara.

Asosiasi perusahaan Korea Selatan di Kaesong memperkirakan kerugian keuangan yang dialami para anggotanya dari jeda produksi itu akan melebihi 2,5 miliar dolar.

Presiden asosiasi itu, Han Jae-kwon, mengatakan pemilik pabrik gusar dengan keadaan itu.

Han ingin memastikan peralatan dan barang-barang yang masih ada di kompleks itu akan dilindungi. Asosiasi itu ingin melihat Seoul dan Pyongyang melakukan perundingan sehingga Kaesong dapat kembali beroperasi normal.

Masih ada secercah harapan bahwa proyek itu dapat dihidupkan kembali. Korea Utara belum menyatakan zona itu ditutup secara permanen.

Korea Utara memasok listrik dan belum mengumumkan rencana untuk mencabut listrik disana.

Kementerian pertahanan Korea Selatan mengatakan negaranya dan pasukan Amerika terus memantau secara seksama wilayah itu untuk mendeteksi tanda-tanda adanya gerakan militer oleh Korea Utara ke Kaesong, yang jaraknya 58 kilometer dari ibukota Korea Selatan, Seoul.