Presiden Meksiko Sampaikan Laporan 100 Hari Pertama Masa Jabatannya

Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum menyampaikan laporan 100 hari pertama jabatannya di Mexico City, Minggu (12/1).

Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum menyampaikan laporannya tentang 100 hari pertamanya menjabat pada Minggu (12/1) di Mexico City, membahas keamanan dan hubungan dengan negara tetangganya di utara.

Seratus hari pertama pemerintahan Sheinbaum ditandai dengan reformasi konstitusi yang diwariskan pendahulunya, Andrés Manuel López Obrador, yang membentuk kembali lembaga-lembaga dasar negara, perubahan strategi keamanan, dan ketidakpastian ekonomi dan politik, yang terutama ditandai dengan dimulainya pemerintahan kedua Donald Trump di Amerika Serikat pada 20 Januari.

Terkait AS, Sheinbaum mengatakan kepada ribuan orang yang berkumpul di Zócalo, Mexico City, “Saya yakin bahwa hubungan antara Meksiko dan Amerika Serikat akan baik dan saling menghormati serta dialog bisa dilangsungkan.”

"Visi kita adalah humanisme Meksiko, persaudaraan antara masyarakat dan antar negara. Meskipun demikian, kita akan selalu mengangkat tegak kepala kita. Meksiko adalah negara yang bebas, mandiri, dan berdaulat," lanjutnya.

BACA JUGA: Presiden Meksiko Kritik Trump soal 'Teluk Amerika'

Jika ada satu bidang kebijakan di mana Sheinbaum tidak yakin akan kesinambungannya adalah keamanan, meskipun dampak perubahan ini memerlukan waktu untuk menunjukkan hasilnya.

Tidak seperti pendahulunya yang cenderung “lunak” terhadap kartel, Sheinbaum menjanjikan lebih banyak tindakan terhadap kartel.

“Beberapa pihak ingin kita gagal; Mereka hanya bisa berharap. Strategi keamanan kita akan berhasil karena ada humanisme, dedikasi dan kejujuran,” katanya.

Sheinbaum dilantik pada Oktober sebagai presiden perempuan pertama Meksiko. Ia berhasil menang dengan memanfaatkan antusiasme masyarakat terhadap program-program sosial pendahulunya, Lopez Obrador, yang merupakan sekutu dekatnya. Namun, ia juga menghadapi banyak tantangan, termasuk tingkat kekerasan yang sangat tinggi.

Ilmuwan yang beralih menjadi politisi ini menghadapi sejumlah masalah yang mendesak, termasuk lesunya perekonomian, program-program pembangunan yang belum selesai, dan meningkatnya utang. [ab/ns]