Al-Ahram mengatakan dalam laporan halaman depan kedua pemimpin akan bertemu dalam pekan pertama bulan April, yang akan menjadi kunjungan pertama el-Sissi ke Washington sejak memangku jabatan presiden tahun 2014.
El-Sissi dan Trump sudah menunjukkan keakraban ketika mereka bertemu bulan September di sela-sela Majelis Umum PBB. Trump, pada waktu itu masih calon presiden dari Partai Republik, mengatakan mereka cocok dan el-Sissi, seorang jenderal yang beralih menjadi politisi, mengatakan Trump "tanpa meragukan" dapat menjadi pemimpin yang kuat.
Kairo dan Washington diperkirakan akan membina hubungan yang lebih erat di bawah pemerintahan Trump, setelah bertahun-tahun ketegangan atas pengutamaan hak asasi manusia oleh pemerintahan Obama dan anggapan Kairo bahwa Obama mendukung Ikhwanul Muslim yang sekarang terlarang.
El-Sissi, sebagai menteri pertahanan, memimpin penggulingan oleh militer tahun 2013 Mohammed Morsi yang juga pemimpin Ikhwanul Muslim, setelah berhari-hari protes besar-besaran menentang kekuasaan pemimpin Islamis itu yang memecah-belah. Penggulingannya mengawali penindakan besar-besaran terhadap kaum Islamis dan para aktivis pro-demokrasi sekuler dan memenjarakan ribuan orang dan membunuh ratusan dalam bentrokan di jalan-jalan dengan polisi. Penindakan itu sering dikecam oleh pemerintahan Obama, yang menghentikan sebagian bantuan dan berusaha menjauhkan dirinya dari pemerintahan el-Sissi.
Obama tidak pernah mengundang el-Sissi ke Gedung Putih.
Mesir dan Amerika Serikat telah bersekutu erat selama sebagian besar dari hampir 40 tahun sejak Kairo menandatangani perjanjian perdamaian dengan Israel, dan Mesir menjadi penerima kedua terbesar bantuan Amerika setelah Israel, dengan kira-kira $ 1,3 milyar bantuan militer setiap tahun. [gp]