Presiden Pakistan akan Hadiri KTT NATO

  • Ayaz Gul

Presiden Pakistan Asif Ali Zardari dipastikan akan hadir di KTT NATO mendatang mengenai Afghanistan di Chicago (foto:dok)

Pakistan mengatakan presidennya akan menghadiri KTT NATO yang akan berlangsung selama dua hari di Chicago mengenai peran NATO di Afghanistan setelah semua pasukan tempur asing ditarik dari negara itu akhir 2014.
Pemerintah Pakistan mengatakan Presiden Asif Ali Zardari telah memutuskan untuk datang Chicago setelah kabinet dan komite pertahanan negara pada menit-menit terakhir setuju ia menghadiri KTT NATO.

NATO memperpanjang undangan tersebut awal pekan ini setelah Islamabad mengatakan kemungkinan membuka kembali rute darat pasokan untuk pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan.

Perdana Menteri Yousuf Raza Gilani berbicara kepada para wartawan di Islamabad hari Kamis. Ia mengatakan, “Presiden akan mengunjungi Chicago dan menghadiri KTT tersebut.”

PM Gilani berkeras bahwa undangan itu tidak merupakan persyaratan apakah Pakistan membuka kembali rute pasokan NATO yang ditutup setelah serangan udara lintas batas Amerika keliru menewaskan 24 tentara Pakistan pada bulan November.
Amerika dan Pakistan terlibat dalam perundingan alot untuk mencapai kesepakatan mengakhiri blokade tersebut. PM Gilani mengatakan ia telah menginstruksikan kementerian dan departemen terkait untuk menyimpulkan pembicaraan tersebut secepat mungkin.

Pakistan merencanakan mengenakan pajak yang tinggi terhadap konvoi NATO di masa depan, kondisi yang menurut sumber-sumber diplomatik telah menghambat pembicaraan. Menteri Junior Komunikasi Pakistan Dost Mohammad Mazari membela rencana tersebut.

"Selama 10 terakhir, pasokan NATO telah lalu lalang dari [kota pelabuhan selatan] Karachi ke tempat yang berbeda di Afghanistan. Ada beberapa kerusakan pada infrastruktur jalan kami. Kerusakan yang menurut sumber-sumber dan staff kami bernilai 1,5-miliar dolar," ungkap Mazari.

Menteri itu mengatakan Pakistan telah mengusulkan pungutan sebesar $ 2.500 per truk, dan pungutan itu masih bisa diperkecil dalam pembicaraan dengan Amerika.
Para pejabat Pakistan juga menuntut Amerika minta maaf tanpa syarat atas serangan maut di perbatasan itu dan mengakhiri serangan pesawat tanpa awak yang oleh Amerika dikatakan mentargetkan militan Taliban dan al-Qaeda yang bersembunyi di Pakistan barat laut, di sepanjang perbatasan Afghanistan.