Presiden Paraguay Horacio Cartes mengatakan ia tidak akan mencalonkan diri untuk masa jabatan ke-2 tahun depan setelah gejala-gejala bahwa ia hendak bertahan pada kekuasaan memicu huru-hara mematikan. Putusannya itu diberitahukannya lewat surat kepada Uskup Agung Asuncion hari Senin sambil menandaskan bahwa ia senantiasa menempatkan Paraguay pertama.
Sri Paus awal bulan ini mengajak semua pihak di Paraguay mencari penyelesaian damai terhadap perselisihan politis mereka.
Jabatan presiden Paraguay sejak tahun 1992 dibatasi hanya satu masa jabatan lima tahun menyusul pemerintahan militer yang brutal selama 30 tahun di bawah diktator Alfredo Stroessner.
Tanpa banyak hura-hura bulan lalu Senat menyetujui perubahan Konstitusi untuk mengizinkan Carter mencalonkan diri lagi.
Para aktivis oposisi menyerbu Kongres mengobrak-abrik dan membakar kantor-kantor anggota. Seorang pemerotes tewas. Dewan Perwakilan masih belum menyetujui perubahan tersebut.
Pemerintahan diktator Stroessner meninggalkan kegetiran di kalangan rakyat untuk dapat menerima seseorang untuk bertahan pada kekuasaan. [my/al]