Presiden Prancis Emmanuel Macron hari Minggu (29/8) mengunjungi kota Mosul di bagian utara Irak, yang mengalami kehancuran luas semasa perang untuk mengalahkan kelompok teroris ISIS tahun 2017. Macron bertekad akan berjuang bersama pemerintah Irak untuk melawan terorisme.
Macron mengatakan ISIS melakukan serangan berdarah di seluruh dunia dari kekhalifahan yang dideklarasikannya sendiri di sebagian Suriah dan Irak. Ditambahkannya, ketika melakukan pembunuhan, ISIS tidak membedakan antara agama dan kewarganegaraan korbannya, merujuk pada begitu banyaknya warga Muslim yang dibunuh ISIS.
“Kami akan melakukan apapun yang kami bisa, bahu-membahu, dengan pemerintah di kawasan ini dan dengan pemerintah Irak, untuk memerangi terorisme,” ujar Macron dalam bahasa Inggris setelah berkunjung ke sebuah masjid ikonik yang dihancurkan ISIS. “Kami akan hadir bersama pemerintah berdaulat untuk memulihkan perdamaian,” tegasnya.
BACA JUGA: Irak Temukan Lagi 123 Kerangka di Kuburan Massal ISISMacron menggarisbawahi tekad Prancis untuk membangun kembali rasa saling menghormati; demikian pula bangunan fisik seperti monumen, gereja, sekolah dan masjid – “dan yang paling utama yaitu kesempatan ekonomi.”
Meskipun ISIS di medan tempur Irak dan Suriah sudah berhasil dikalahkan, sel-sel tidur kelompok teror itu masih melancarkan serangan berdarah di kedua negara. Afiliasi kelompok itu bahkan mengklaim bertanggungjawab dalam serangan di luar Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul Kamis lalu (27/8) yang menewaskan ratusan orang.
Macron memulai lawatan di Mosul dengan mendatangi Gereja "Our Lady of the Hour", sebuah gereja Katholik yang rusak berat semasa pemerintahan ISIS pada tahun 2014-2017. Anak-anak Irak yang berpakaian putih melambai-lambaikan bendera Irak dan Prancis ketika Macron tiba.
Paus Fransiskus juga datang dan menyampaikan doa khusus di gereja ini ketika melawat Maret lalu. Ketika itu Paus menyerukan umat Kristiani Irak untuk memaafkan ketidakadilan terhadap mereka oleh kelompok ekstremis itu dan membangun kembali gereja tersebut.
Macron juga mengunjungi Masjid Al Nuri, masjid terkenal di Mosul yang juga diledakkan oleh militan ISIS tahun 2017 dan kini sedang dibangun kembali.
Masjid yang juga dikenal sebagai The Great Mosque of Al Nuri atau Masjid Raya Al Nuri ini memiliki menara miring ikonik yang dibangun pada abad ke-12. Dari mimbar masjid inilah Abu Bakar Al Baghdadi mendeklarasikan keberadaan kekhalifahan ISIS tahun 2014.
Mosul, yang merupakan kota kedua terbesar di Irak, menjadi tulang punggung birokrasi dan finansial ISIS. Pertarungan sengit selama sembilan bulan berhasil membebaskan kota itu dari ISIS pada Juli 2017. Menurut penyelidikan Associated Press ketika itu ada sekitar 9.000 – 11.000 warga sipil tewas ketika itu. Perang itu meninggalkan kehancuran parah. [em/jm]