Pernyataan Presiden Ukraina Petro Poroshenko (18/6) dikeluarkan sehari setelah ia membahas kemungkinan gencatan senjata dalam pembicaraan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Presiden Ukraina Petro Poroshenko telah mengusulkan untuk melaksanakan gencatan senjata sepihak di Ukraina timur sebagai bagian dari rencana perdamaian untuk mengatasi konflik yang telah berlangsung berbulan-bulan di wilayah tersebut.
Kantor berita Rusia mengutip Poroshenko hari Rabu (18/6) mengatakan gencatan senjata itu akan memberi pejuang separatis kesempatan untuk melucuti senjata dan orang-orang yang ingin meninggalkan negara itu kesempatan untuk keluar.
Pernyataannya itu muncul sehari setelah ia membahas kemungkinan gencatan senjata dalam pembicaraan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Kremlin mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara melalui telepon hari Selasa (17/6) dengan Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengenai kemungkinan gencatan senjata di Ukraina tenggara.
Percakapan mereka adalah kontak langsung kedua yang diketahui antara pemimpin kedua negara sejak Rusia mencaplok Semenanjung Krimea, Ukraina, pada bulan Maret. Separatis pro-Rusia sejak itu telah melakukan pemberontakan di Ukraina timur, dan Moskow telah memotong pasokan gas alam ke tetangganya itu karena utang gas yang belum dibayar.
Tidak ada keterangan lebih jauh dikeluarkan, tetapi juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Putin juga menyatakan keprihatinan atas tewasnya dua wartawan pemerintah Rusia dekat kota Luhansk, Ukraina, hari Selasa (17/6). Peskov mengatakan Ukraina telah berjanji untuk menyelidiki kematian itu.
Laporan berita daerah mengatakan kedua wartawan itu tewas ketika mobil mereka terkena tembakan mortir dekat kota yang dikuasai pemberontak tersebut.
Kaum separatis pro-Rusia sejak itu telah melancarkan pemberontakan di timur Ukraina, dan Moskow telah menghentikan pasokan gas alam ke negara tetangganya itu karena hutang gas yang belum dibayar.
Kantor berita Rusia mengutip Poroshenko hari Rabu (18/6) mengatakan gencatan senjata itu akan memberi pejuang separatis kesempatan untuk melucuti senjata dan orang-orang yang ingin meninggalkan negara itu kesempatan untuk keluar.
Pernyataannya itu muncul sehari setelah ia membahas kemungkinan gencatan senjata dalam pembicaraan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Kremlin mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara melalui telepon hari Selasa (17/6) dengan Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengenai kemungkinan gencatan senjata di Ukraina tenggara.
Percakapan mereka adalah kontak langsung kedua yang diketahui antara pemimpin kedua negara sejak Rusia mencaplok Semenanjung Krimea, Ukraina, pada bulan Maret. Separatis pro-Rusia sejak itu telah melakukan pemberontakan di Ukraina timur, dan Moskow telah memotong pasokan gas alam ke tetangganya itu karena utang gas yang belum dibayar.
Tidak ada keterangan lebih jauh dikeluarkan, tetapi juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Putin juga menyatakan keprihatinan atas tewasnya dua wartawan pemerintah Rusia dekat kota Luhansk, Ukraina, hari Selasa (17/6). Peskov mengatakan Ukraina telah berjanji untuk menyelidiki kematian itu.
Laporan berita daerah mengatakan kedua wartawan itu tewas ketika mobil mereka terkena tembakan mortir dekat kota yang dikuasai pemberontak tersebut.
Kaum separatis pro-Rusia sejak itu telah melancarkan pemberontakan di timur Ukraina, dan Moskow telah menghentikan pasokan gas alam ke negara tetangganya itu karena hutang gas yang belum dibayar.