Para pakar tidak yakin apakah pemerintah Rusia bisa bertindak tegas jika peraturan pelarangan merokok dibuat menjadi undang-undang di negara itu.
WASHINGTON —
Ratusan ribu orang Rusia meninggal setiap tahunnya akibat penyakit yang berhubungan dengan merokok. Rusia termasuk dalam salah satu negara dengan tingkat perokok tertinggi di dunia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa empat puluh persen orang dewasa di Rusia merokok. Ini berarti sekitar 44 juta orang. WHO mengatakan Tiongkok memimpin dunia dalam jumlah penduduk merokok, dan Rusia berada di peringkat kedua.
Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev ingin mengurangi jumlah perokok di negaranya. Dia telah mengusulkan larangan merokok di tempat umum pada tahun 2015, dan melarang semua iklan rokok. Dia ingin meningkatkan pajak tembakau yang sangat rendah - di Rusia, sebungkus rokok harganya berkisar hanya satu sampai dua dolar.
Medvedev muncul dalam video internet tentang masalah ini. Ia mengatakan penduduk Rusia harus berhenti merokok. Dikatakannya sekitar sembilan puluh persen perokok di Rusia mulai merokok sebelum mereka mencapai usia 20. Menurutnya, merokok membunuh sekitar 400 ribu orang di Rusia setiap tahunnya. Ia mengibaratkan meninggalnya orang-orang seperti menghilangnya sebuah kota besar dari peta Rusia.
Dalam video tersebut, Medvedev juga memperingatkan bagaimana rokok membunuh. Dia menggambarkan kematian perlahan dan menyakitkan dari kanker atau emfisema, serta kematian mendadak akibat serangan jantung dan stroke.
Jumlah penduduk perempuan Rusia yang merokok telah meningkat tajam dalam dua puluh tahun terakhir.Tahun 1992 sekitar tujuh persen perempuan Rusia merokok, sekarang ada 22 persen.
Walaupun banyak yang setuju usul perdana menteri itu, namun banyak juga yang menolaknya. Banyak orang Rusia mengatakan mereka akan terus merokok bahkan jika ada larangan. Mereka mengklaim undang-undang pelarangan merokok melanggar hak mereka untuk membuat keputusan sendiri terhadap kesehatan mereka.
Tapi Perdana Menteri Medvedev mengatakan undang-undang larangan merokok tersebut harus segera disetujui.
Medvedev mengatakan, "Saya akan tegas saja - dokumen ini penting bagi setiap orang Rusia."
Pejabat kementerian kesehatan Rusia mengatakan kepada kantor berita Interfax bahwa pemerintah ingin mengurangi tingkat merokok menjadi setengahnya.
Badan pembuat Undang-Undang harus mempertimbangkan UU tersebut. Banyak ahli mengatakan pemerintah tidak memiliki kekuatan untuk melaksanakan undang-undang itu meskipun jika anggota parlemen menyetujuinya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa empat puluh persen orang dewasa di Rusia merokok. Ini berarti sekitar 44 juta orang. WHO mengatakan Tiongkok memimpin dunia dalam jumlah penduduk merokok, dan Rusia berada di peringkat kedua.
Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev ingin mengurangi jumlah perokok di negaranya. Dia telah mengusulkan larangan merokok di tempat umum pada tahun 2015, dan melarang semua iklan rokok. Dia ingin meningkatkan pajak tembakau yang sangat rendah - di Rusia, sebungkus rokok harganya berkisar hanya satu sampai dua dolar.
Medvedev muncul dalam video internet tentang masalah ini. Ia mengatakan penduduk Rusia harus berhenti merokok. Dikatakannya sekitar sembilan puluh persen perokok di Rusia mulai merokok sebelum mereka mencapai usia 20. Menurutnya, merokok membunuh sekitar 400 ribu orang di Rusia setiap tahunnya. Ia mengibaratkan meninggalnya orang-orang seperti menghilangnya sebuah kota besar dari peta Rusia.
Dalam video tersebut, Medvedev juga memperingatkan bagaimana rokok membunuh. Dia menggambarkan kematian perlahan dan menyakitkan dari kanker atau emfisema, serta kematian mendadak akibat serangan jantung dan stroke.
Jumlah penduduk perempuan Rusia yang merokok telah meningkat tajam dalam dua puluh tahun terakhir.Tahun 1992 sekitar tujuh persen perempuan Rusia merokok, sekarang ada 22 persen.
Walaupun banyak yang setuju usul perdana menteri itu, namun banyak juga yang menolaknya. Banyak orang Rusia mengatakan mereka akan terus merokok bahkan jika ada larangan. Mereka mengklaim undang-undang pelarangan merokok melanggar hak mereka untuk membuat keputusan sendiri terhadap kesehatan mereka.
Tapi Perdana Menteri Medvedev mengatakan undang-undang larangan merokok tersebut harus segera disetujui.
Medvedev mengatakan, "Saya akan tegas saja - dokumen ini penting bagi setiap orang Rusia."
Pejabat kementerian kesehatan Rusia mengatakan kepada kantor berita Interfax bahwa pemerintah ingin mengurangi tingkat merokok menjadi setengahnya.
Badan pembuat Undang-Undang harus mempertimbangkan UU tersebut. Banyak ahli mengatakan pemerintah tidak memiliki kekuatan untuk melaksanakan undang-undang itu meskipun jika anggota parlemen menyetujuinya.