Pertemuan Presiden Sudan Omar al-Bashir dan Presiden Sudan Selatan Salva Kiir di Juba Selasa (22/10) antara lain membahas masalah Abyei, wilayah kaya minyak yang disengketakan.
Kedua pemimpin Sudan dan Sudan Selatan bertemu hari Selasa (22/10) dalam upaya terbaru menyelesaikan isu-isu yang masih ada antara kedua negara, termasuk isu menyangkut wilayah kaya minyak Abyei.
Presiden Sudan Omar al-Bashir datang ke ibukota Sudan Selatan, Juba, untuk bertemu dengan Presiden Sudan Selatan, Salva Kiir. Bulan lalu mereka bertemu di Sudan untuk menghindari macetnya pengiriman minyak ekspor Sudan Selatan melalui pipa minyak Sudan.
Para pejabat dari kedua negara menekankan peran penting yang harus dimainkan kedua presiden dalam memastikan bahwa rakyat Abyei menentukan kebangsaan mereka melalui referendum yang didukung Uni Afrika.
Menteri Luar Negeri Sudan Selatan Barnaba Marial Benjamin memberitahu VOA kedua negara belum mencapai kata sepakat mengenai rencana referendum itu. Ditambahkan warga Abyei resah, dan mempertimbangkan kemungkinan melakukan referendum sendiri, langkah yang ditentang Sudan maupun Sudan Selatan.
Status wilayah itu merupakan salah satu dari beberapa isu yang menegangkan hubungan kedua negara sejak Sudan Selatan memisahkan diri dari wilayah utara, yang dikenal sebagai Sudan, pada 2011. Abyei pada tahun itu akan menyelenggarakan referendum apakah akan menjadi bagian dari Sudan atau Sudan Selatan, namun pemungutan suara itu tidak jadi berlangsung.
Seorang anggota Partai Kongres Nasional Sudan, Rabie Abdelati Obeid, mengatakan kepada VOA, kedua negara belum mencapai kesepakatan untuk menciptakan lingkungan yang stabil yang diperlukan untuk menyelenggarakan referendum itu. Ia mengatakan Sudan tidak akan mendukung keputusan sepihak Sudan Selatan untuk menyelenggarakan referendum.
Presiden Sudan Omar al-Bashir datang ke ibukota Sudan Selatan, Juba, untuk bertemu dengan Presiden Sudan Selatan, Salva Kiir. Bulan lalu mereka bertemu di Sudan untuk menghindari macetnya pengiriman minyak ekspor Sudan Selatan melalui pipa minyak Sudan.
Para pejabat dari kedua negara menekankan peran penting yang harus dimainkan kedua presiden dalam memastikan bahwa rakyat Abyei menentukan kebangsaan mereka melalui referendum yang didukung Uni Afrika.
Menteri Luar Negeri Sudan Selatan Barnaba Marial Benjamin memberitahu VOA kedua negara belum mencapai kata sepakat mengenai rencana referendum itu. Ditambahkan warga Abyei resah, dan mempertimbangkan kemungkinan melakukan referendum sendiri, langkah yang ditentang Sudan maupun Sudan Selatan.
Status wilayah itu merupakan salah satu dari beberapa isu yang menegangkan hubungan kedua negara sejak Sudan Selatan memisahkan diri dari wilayah utara, yang dikenal sebagai Sudan, pada 2011. Abyei pada tahun itu akan menyelenggarakan referendum apakah akan menjadi bagian dari Sudan atau Sudan Selatan, namun pemungutan suara itu tidak jadi berlangsung.
Seorang anggota Partai Kongres Nasional Sudan, Rabie Abdelati Obeid, mengatakan kepada VOA, kedua negara belum mencapai kesepakatan untuk menciptakan lingkungan yang stabil yang diperlukan untuk menyelenggarakan referendum itu. Ia mengatakan Sudan tidak akan mendukung keputusan sepihak Sudan Selatan untuk menyelenggarakan referendum.