Presiden Taiwan Berupaya Seimbangkan Hubungan AS-China

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen (kiri) dan Presiden AS Donald Trump (Foto: dok).

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menunjukkan tanda-tanda mengarah ke jalan tengah antara China dan Amerika Serikat, meskipun memiliki hubungan yang unik dengan Donald Trump, dalam menyeimbangkan sentimen pemilih yang bersaing dan mengurangi risiko meningkatnya kemarahan Beijing.

Tsai secara mengejutkan menelepon Trump pada bulan Desember sebelum dia dilantik menjadi presiden. Tapi pemerintahan Tsai telah membuat serangkaian pernyataan selama dua minggu terakhir yang menunjukkan dia tidak ingin hubungan yang sudah tegang dengan China memburuk.

Tsai bergerak hati-hati dengan Washington, sebagian agar tidak digunakan sebagai alat tawar-menawar dalam hubungan AS-China, hal yang ditentang oleh banyak masyarakat Taiwan. Sebagian pemilih juga ingin dia menjaga perdamaian dengan China, negara tujuan perdagangan dan investasi utama yang memiliki militer paling kuat ketiga di dunia.

Tapi Tsai, yang dikenal sebagai orang yang berhati-hati, tidak bisa membelok terlalu dekat ke China tanpa mengusik pemilih dan orang-orang di partai politiknya yang sangat anti-Beijing. China menggerutu setiap kali kekuatan utama dunia seperti Amerika Serikat mendekati Taiwan, yang menyiratkan bahwa pulau Asia itu adalah negara berdaulat bukan wilayah China.

Beijing, yang telah lama melihat Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, tidak percaya kepada Tsai karena dia menolak untuk mengadakan pembicaraan dengan pimpinan komunis dengan kesepahaman bahwa kedua belah pihak adalah sama-sama China. [as/ab]