Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengunjungi teknisi militer pada Sabtu (25/3) dan meninjau pelatihan mereka menjelang rencana lawatannya ke Amerika Serikat dan Amerika Tengah pada pekan depan. Tsai menegaskan bahwa mempertahankan demokrasi adalah misi "besar" angkatan bersenjata.
China, yang memandang Taiwan sebagai wilayah kedaulatannya, telah meningkatkan tekanan militer dan politiknya selama sekitar tiga tahun terakhir untuk mencoba dan memaksa pulau itu menerima China. Beijing menganggap Tsai sebagai separatis.
Tsai sendiri akan melakukan perjalanan penting yang sensitif ke AS dan Amerika Tengah mulai Rabu (29/3). China mengutuk Washington karena mengizinkannya pergi, meskipun kunjungannya ke sana secara teknis hanyalah transit.
BACA JUGA: Taiwan Tarik Dubesnya untuk Honduras karena Kunjungan Menlunya ke ChinaDi akhir lawatannya, Tsai diperkirakan akan bertemu dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy di Los Angeles.
China menggelar latihan perang di dekat Taiwan pada Agustus setelah AS saat itu. Ketua DPR Nancy Pelosi mengunjungi Taipei.
Saat mengunjungi pangkalan militer di Chiayi di Taiwan selatan, Tsai mengulas pelatihan mereka, menyaksikan mereka membangun penghalang anti-tank dan berlatih seni bela diri.
BACA JUGA: Ketua DPR AS akan Bertemu Presiden Taiwan di AS"Melindungi Taiwan dan mempertahankan demokrasi selalu menjadi misi besar militer kami," katanya kepada tentara, didampingi Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng dan Sekretaris Jenderal Dewan Keamanan Nasional Wellington Koo.
“Saya percaya bahwa hanya dengan terus melatih dan memperkuat kesiapsiagaan perang militer kita dapat lebih mampu melindungi rumah kita dan mempertahankan negara kita,” tambah Tsai.
Tsai telah berulang kali menawarkan untuk menggelar dialog dengan China. Namun ia menegaskan Taiwan akan mempertahankan diri jika diserang dan hanya penduduk pulau itu yang dapat memutuskan masa depan mereka. [ah/ft]