Presiden Amerika Donald Trump mengatakan Amerika Serikat telah memulai pembicaraan tingkat tinggi langsung dengan Korea Utara. Pernyataan itu disampaikan beberapa minggu sebelum KTT yang diusulkan antara Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, yang mengunjungi Trump untuk pembicaraan bilateral, menyatakan keinginan Jepang untuk juga menghadiri pembicaraan itu.
Ketika Presiden Amerika Donald Trump menyambut Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, dia menegaskan rencana untuk pertemuan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un terus bergerak maju.
Dalam acara jumpa pers bersama Abe, dia mengatakan, “Kami telah melakukan pembicaraan langsung pada tingkat yang sangat tinggi, tingkat yang tinggi sekali dengan Korea Utara dan saya benar-benar percaya ada banyak niat baik. Banyak hal baik yang terjadi. Kita akan lihat apa yang akan terjadi. Seperti selalu saya katakan, kita akan lihat apa yang terjadi, karena pada akhirnya hasil akhirlah yang penting, bukan fakta bahwa kita berpikir untuk mengadakan pertemuan.”
Baca juga: Korea Utara Agenda Utama Pembicaraan Trump-Abe
Perdana Menteri Jepang Abe, yang mengunjungi Trump selama dua hari untuk mengadakan pembicaraan mengenai kebijakan Korea Utara dan isu-isu perdagangan, memuji perkembangan rencana pertemuan puncak itu.
Berbicara melalui seorang penerjemah dalam jumpa pers itu dia mengungkapkan, “Pada pertemuan puncak AS-Korea Utara yang direncanakan, yang akan diadakan untuk pertama kalinya, saya berharap akan ada kemajuan nyata menuju penyelesaian isu-isu yang memprihatinkan, termasuk isu nuklir, isu rudal, serta masalah penculikan, yang merupakan isu yang menjadi prioritas utama Jepang. Jadi, pertemuan ini akan bersejarah, dan saya tentu berharap bahwa akan ada kemajuan dalam berbagai isu tersebut.”
Kunjungan Abe dilakukan di tengah ketegangan dalam hubungan Amerika-Jepang terkait keputusan Trump untuk tidak memberi Jepang pengecualian dalam pemberlakuan tarif untuk impor baja dan aluminium, serta meningkatnya kekhawatiran di Tokyo bahwa Trump bisa saja membuat kesepakatan dengan Korea Utara yang akan membahayakan keamanan Jepang.
Yuki Tatsumi, Direktur Program Jepang di lembaga penelitian kebijakan Stimson Center di Washington, D.C., berpendapat, “Dia ingin pulang dengan perasaan yakin bahwa Amerika Serikat dan Jepang terus memiliki prioritas yang sama mengenai masalah Korea Utara, bahwa kedua negara memiliki persepsi yang sama. Mereka berbagi ide tentang bagaimana masalah saat ini harus diselesaikan, dan saya kira Perdana Menteri Abe terutama ingin memastikan bahwa Amerika Serikat tetap berkomitmen seperti sebelumnya pada denuklirisasi Korea Utara.”
Your browser doesn’t support HTML5
Para pakar mengatakan Abe yang telah menjalin hubungan dekat dengan Trump ingin menggunakan pengaruhnya untuk mengamankan kepentingan Jepang.
Abraham Denmark, Direktur Asia di Wilson Center di Washington, D.C., menjelaskan, “Bagi Perdana Menteri Abe, sangat penting bahwa dia dapat duduk bersama Presiden Trump sebelum pertemuan dengan Kim Jong-un dan memastikan bahwa dia memahami dengan baik isu-isu apa saja yang penting bagi Jepang dan isu-isu serta prinsip-prinsip apa saja yang paling utama dalam kepentingan Jepang.”
Presiden Trump meyakinkan Perdana Menteri Abe bahwa isu warga Jepang korban penculikan yang ditahan oleh Korea Utara akan dimasukkan dalam agenda pertemuan dengan Kim Jong-un. [lt/uh]