Presiden Turki Janji Ungkap Rincian Kasus Pembunuhan Khashoggi

Presiden Recep Tayyip Erdogan, di Istanbul, Turki , 21 Oktober 2018.

Arab Saudi mengatakan Putra Mahkota Mohammad bin Salman berbicara hari Senin (22/10) melalui telepon, dengan putra wartawan Jamal Khashoggi yang terbunuh untuk menyampaikan belasungkawa atas pembunuhan itu.

Khashoggi dibunuh setelah memasuki konsulat Saudi di Istanbul, Turki pada tanggal 2 Oktober.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berjanji akan mengungkapkan rincian tentang kasus itu dalam pidatonya hari Selasa (23/10) di depan parlemennya.

Dia mengatakan pada sebuah rapat umum di Istanbul hari Minggu (21/10), “Kami mencari keadilan di sini dan ini akan terungkap dalam semua kebenarannya secara terbuka, bukan melalui langkah-langkah biasa.”

Erdogan berbicara dengan Presiden Amerika Donald Trump melalui telepon hari Minggu (21/10). Kantor berita pemerintah Turki mengatakan kedua pemimpin sepakat bahwa kasus Khashoggi ini harus “diselesaikan dengan semua aspek.”

Arab Saudi menyebut pembunuhan Khashoggi di dalam konsulatnya di Istanbul sebagai “kesalahan berat dan besar” dan berjanji akan menindak mereka yang bertanggung jawab.

BACA JUGA: Buntut Tewasnya Wartawan, Investor Asing Jual Saham Saudi Besar-besaran

Arab Saudi mengklaim Khashoggi yang berusia 59 tahun terbunuh tanggal 2 Oktober, setelah terjadi argumen yang mengarah ke adu jotos – penjelasan yang telah mengundang kecaman dan skeptisisme internasional, termasuk dari Presiden Amerika Donald Trump.

Para kritikus mempertanyakan bagaimana sebuah tim terdiri atas 15 agen Saudi bisa terbang ke Istanbul untuk bertemu dengan Khashoggi dan akhirnya membunuhnya tanpa sepengetahuan dan persetujuan putra mahkota. Namun Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengatakan kepada jaringan televisi Fox News hari Minggu, “Tidak ada orang yang terkait erat dengannya,” meskipun berbagai laporan berita mengatakan beberapa pejabat keamanan Saudi yang dekat dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman terlibat dalam rencana pembunuhan itu.

Jamal Khashoggi tinggal di Amerika dalam pengasingan diri sendiri. Dia menulis kolom untuk harian The Washington Post dan sering mengkritisi Putra Mahkota Muhammad bin Salman dan intervensi Arab Saudi dalam konflik di Yaman. [lt]