Presiden Ukraina Petro Poroshenko meminta sekutu-sekutu NATO untuk mengirim kapal-kapal Angkatan Laut ke Laut Azov untuk membantu negaranya dan “memberikan keamanan” di tengah-tengah ketegangan dengan Rusia.
Pernyataan Poroshenko itu diterbitkan, Kamis (29/11) di surat kabar Jerman Bild.
Juga Kamis (29/11), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan ia mungkin dapat berperan sebagai mediator antara Ukraina dan Rusia.
BACA JUGA: Rusia Lancarkan 'Agresi Terbuka' terhadap UkrainaIa telah mengadakan pembicaraan melalui telepon dengan para pemimpin dari kedua pihak dan mengatakan akan terus mendiskusikan isu itu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Donald Trump pada KTT G-20 di Argentina.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Putin dan Trump akan mengadakan pertemuan tersendiri hari Sabtu untuk membahas hubungan antara kedua negara selain isu-isu perlucutan senjata dan konflik regional.
Pasukan Rusia menahan tiga kapal Ukraina dan awak mereka hari Minggu yang sedang berusaha melalui Selat Kerch menuju kota pelabuhan Ukraina, Mariupol, di kawasan Laut Azov.
Ukraina menyatakan Rusia menggunakan kapal tanker untuk menghalangi akses ke Selat Kerch, yang berdasarkan suatu perjanjian adalah wilayah bersama. Rusia menyatakan kapal-kapal itu memasuki perairannya secara ilegal.
Putin pada hari Rabu (28/11) menyalahkan Poroshenko atas insiden tersebut, dan menyatakan hal itu sebagai upaya Poroshenko untuk meningkatkan peluangnya terpilih kembali sebagai presiden tahun depan.
Ukraina telah memberlakukan undang-undang darurat di sebagian dari kawasan perbatasannya sebagai respons atas insiden itu, dan dengan dukungan yang kian besar dari negara-negara Eropa lain, Ukraina mendesak sekutu-sekutu Baratnya agar menerapkan sanksi-sanksi tambahan terhadap Moskow. [uh]