Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, Kamis (10/10) mengatakan tidak ada “pemerasan” dalam percakapan teleponnya Juli lalu dengan Presiden AS Donald Trump. Percakapan itu kini menjadi fokus penyelidikan pemakzulan oleh DPR AS yang dipimpin fraksi Demokrat. Zelenskiy mengatakan kepada wartawan ia tidak tahu pada waktu percakapan itu bahwa Trump telah bertindak untuk menahan ratusan juta dolar bantuan militer untuk Ukraina.
Trump mengatakan ia mengambil keputusan itu untuk mendorong Ukraina agar mengatasi korupsi. Fraksi Demokrat menuduh Trump membekukan bantuan itu untuk menekan pemerintahan Zelenskiy agar menyelidiki kandidat calon presiden dari partai Demokrat, Joe Biden, dan putranya, Hunter.
BACA JUGA: Gedung Putih Tolak Bekerja Sama dalam Penyelidikan PemakzulanZelenskiy, Kamis (10/10) mengatakan tujuan percakapannya itu adalah mengatur pertemuan mendatangnya dengan Trump dan untuk membuatnya mengubah retorika mengenai Ukraina yang dianggap sebagai negara korup. Pemimpin Ukraina itu mengatakan pihak AS tidak menetapkan persyaratan apapun bagi pertemuan tersebut.
Menurut pengaduan seorang pelapor rahasia, dan transkrip percakapan yang dirilis Gedung Putih, Trump mendesak Zelenskiy agar memulai penyelidikan terhadap Biden.
Tiga komite utama di DPR AS yang melakukan penyelidikan pemakzulan merilis serangkaian SMS yang diperoleh dari mantan utusan AS untuk Ukraina Kurt Volker, termasuk yang dikirim Volker kepada pembantu Zelenskiy Andrey Yermak yang menyebutkan, "Kami akan menetapkan tanggal kunjungan ke Washington” jika Zelenskiy dapat meyakinkan Trump bahwa ia akan melakukan penyelidikan. [uh/lt]