Venezuela mengeluh hari Kamis bahwa Washington telah melarang Presiden Nicolas Maduro terbang melintasi wilayah udara Amerika dan melarang seorang jenderal mendampinginya di PBB.
Menteri Luar Negeri Elias Jaua mengatakan melarang penerbangan yang dijadwalkan melintasi angkasa Puerto Rico hari Jumat ketika Presiden Venezuela Nicolas Maduro melawat ke China merupakan suatu “agresi.”
Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengeluh tentang masalah wilayah angkasa tersebut dan mengatakan Amerika Serikat tidak bersedia memberi visa kepada Jenderal Wilmer Barrientos, kepala stafnya.
Maduro akan melawat ke China dengan sebuah pesawat Kuba untuk memperkuat hubungan dengan negara kuat abad ke-21 itu. Ia tidak mengatakan apakah Amerika telah memberikan penjelasan terkait kedua tindakan itu. Pejabat Kedutaan Amerika di Caracas tidak menanggapi segera permintaan untuk berkomentar terkait hal tersebut.
Jaua mengatakan Venezuela berhak mengambil langkah apapun apabila pemerintah Amerika dan pihak berwenang penerbangannya tidak membetulkan pelanggaran terbaru ini.
Presiden berhaluan kiri sekutunya, Evo Morales dari Bolivia, yang pesawatnya dipaksa turun di Austria bulan Juli setelah berangkat dari Moskow, yang agaknya karena buronan intelijen Amerika Edward Snowden dicurigai berada di dalamnya, juga bereaksi dengan marah.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengeluh tentang masalah wilayah angkasa tersebut dan mengatakan Amerika Serikat tidak bersedia memberi visa kepada Jenderal Wilmer Barrientos, kepala stafnya.
Maduro akan melawat ke China dengan sebuah pesawat Kuba untuk memperkuat hubungan dengan negara kuat abad ke-21 itu. Ia tidak mengatakan apakah Amerika telah memberikan penjelasan terkait kedua tindakan itu. Pejabat Kedutaan Amerika di Caracas tidak menanggapi segera permintaan untuk berkomentar terkait hal tersebut.
Jaua mengatakan Venezuela berhak mengambil langkah apapun apabila pemerintah Amerika dan pihak berwenang penerbangannya tidak membetulkan pelanggaran terbaru ini.
Presiden berhaluan kiri sekutunya, Evo Morales dari Bolivia, yang pesawatnya dipaksa turun di Austria bulan Juli setelah berangkat dari Moskow, yang agaknya karena buronan intelijen Amerika Edward Snowden dicurigai berada di dalamnya, juga bereaksi dengan marah.