Presiden Xi Jinping menyerukan lebih banyak upaya untuk mempertahankan tingkat fertilitas dan jumlah populasi penduduk di China, kantor berita negara Xinhua melaporkan, Jumat (15/11).
Seruan Xi muncul ketika negara tersebut bergulat dengan dampak dari populasi penduduk yang kian menua.
Sistem hukum yang mengawasi masalah kependudukan dan reproduksi harus ditingkatkan untuk membantu memperkuat demografi, kata Xinhua mengutip pernyataan Xi dalam sebuah artikel yang akan diterbitkan di jurnal resmi Partai Komunis China pada Sabtu (16/11).
Tingkat kelahiran di China, yang berpenduduk 1,4 miliar jiwa, mencapai rekor terendah tahun lalu. Bahkan, negara raksasa Asia lainnya, India, telah melampaui angka tersebut dan menjadi negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia.
BACA JUGA: Minat Nikah di China Turun Selama Sembilan Bulan Pertama 2024Populasi penduduk yang menua di China membebani sistem pensiun negara itu. Meski China sudah menghapus kebijakan satu anak yang sudah berlaku selama 35 tahun pada 2015, negara itu mengalami kesulitan untuk meningkatkan angka kelahiran, terutama ketika masyarakat pedesaan bermigrasi ke kota untuk mencari pekerjaan.
Xi mengatakan China harus menetapkan dan memperbaiki kebijakan mengenai dukungan kesuburan untuk mendorong pembangunan populasi yang seimbang dalam jangka panjang dan perlu memperkuat pengembangan sumber daya manusia untuk meningkatkan pasokan tenaga kerja.
Dia mengatakan bahwa untuk menjamin “keamanan penduduk”, negara tersebut juga harus meningkatkan koordinasi antara penduduk China dan perekonomian serta sumber daya.
Pihak berwenang China dalam beberapa bulan terakhir telah mengeluarkan langkah-langkah untuk meningkatkan keluarga berencana dan pengasuhan anak. Pemerintah China juga menyerukan upaya untuk membangun “budaya pernikahan dan melahirkan anak baru” dalam upaya untuk meningkatkan angka kelahiran. [ft/rs]