Presiden Obama, PM Nawaz Sharif, akan Bertemu di Gedung Putih

Presiden Barack Obama bersama PM Pakistan Nawaz Sharif di Gedung Putih, Washington DC, 23 Oktober 2013 (Foto: dok).

Tuduhan mengenai hubungan erat Pakistan dengan Taliban dan arsenal nuklir Islamabad diperkirakan masuk agenda pembicaraan sewaktu Presiden Barack Obama menerima Perdana Menteri Pakistan di Gedung Putih hari Kamis (22/10).

Presiden Obama diperkirakan akan menekan PM Pakistan Nawaz Sharif untuk menghidupkan kembali pembicaraan perdamaian antara Kabul dan mantan penguasa Islamis garis keras di Afghanistan itu.

Taliban terlibat dalam pemberontakan yang tak kunjung henti sejak digulingkan pasukan Amerika pada akhir 2001 karena melindungi pemimpin al-Qaida, Osama bin Laden, dalang serangan teroris 2001 terhadap Amerika.

Obama pekan lalu mengumumkan bahwa ia berencana mempertahankan 5.500 tentara Amerika di Afghanistan setelah tahun 2016, mengingkari tekad yang telah lama disampaikannya untuk menarik seluruh tentara Amerika keluar negara itu pada akhir tahun depan.

Pemerintah Obama juga menekan Islamabad untuk menindak keras kelompok-kelompok Islamis radikal lainnya seperti jaringan Haqqani, yang bermarkas di Pakistan.

Obama juga akan berupaya meyakinkan Sharif agar bersedia membatasi cadangan senjata nuklir Pakistan. Suatu laporan baru yang diterbitkan hari Kamis oleh Bulletin of the Atomic Scientists memperkirakan arsenal Pakistan dapat meningkat dari perkiraan sekitar 130 hulu ledak sekarang ini menjadi 250 hulu ledak dalam dekade mendatang. Ini akan membuat Pakistan menjadi negara pemilik senjata nuklir terbesar ke-lima setelah Amerika, Rusia, China dan Perancis. [uh]